Gubsu Edy Rahmayadi Instruksikan 12 Daerah di Sumut Diperketat, Ini Daftarnya

| 16 Jul 2021 16:45
Gubsu Edy Rahmayadi Instruksikan 12 Daerah di Sumut Diperketat, Ini Daftarnya
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi (Muchlis Ariandi/era.id)

ERA.id - Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi menginstruksikan 12 daerah di Sumut yang masuk level 3 melakukan pengetatan protokol kesehatan. Ke-12 daerah itu diminta bersiap untuk menghadapi kemungkinan lonjakan kasus Covid-19.

"Saya sudah berbicara dengan kepala daerah di 12 kabupaten/kota untuk segera dilakukan pengetatan. Kemudian menyiapkan tempat-tempat isolasi rakyat, meningkatkan imun, dan melakukan pendisiplinan masyarakat," kata Edy Rahmayadi, Jumat (16/7/2021).

Instruksi 12 daerah level tiga melakukan pengetatan berdasarkan hasil evaluasi lantaran di daerah itu kesadaran masyarakatnya masih rendah untuk menaati 3M. Sementara saat ini bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit di Sumut hampir mencapai 50 persen.

Adapun daerah yang melakukan pengetatan itu yakni Kota Binjai, Tebingtinggi, Pematangsiantar, Kabupaten Deliserdang, Serdang Bedagai, Simalungun, Langkat, Karo, Dairi, Padangsidempuan, Nias dan Humbang Hasundutan.

"Harus penyekatan secara ketat, pendisiplinan masyarakat selanjutnya menjaga BOR dan memfungsikan rumah sakit yang ada di sana dan menambah tempat tidur sehingga ketika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, rakyat ini tidak menumpuk di Medan," ungkapnya.

Edy mengatakan pelaksanaan pengetatan di 12 daerah itu berbeda dengan Kota Medan dan Kota Sibolga yang masuk dalam level 4.

"Kepala daerahnya bisa melihat kondisi lokal dimana yang harus disekat. Kalau di kecamatan itu merah, kecamatan itu yang diperketat. Di desa merah, desa itu diperketat. Inilah keperluannya Bupati/Wali Kota berbuat," jelasnya.

Kata Gubernur Edy saat ini masyarakat belum menyadari kondisi yang saat ini terjadi, sehingga masih belum mematuhi aturan yang ada dan mengabaikan protokol kesehatan. Dia mencontohkan di pasar tradisional masih ada masyarakat yang enggan mengenakan masker.

"Di pasar itu kita lihat hanya 20 persen yang menggunakan masker, yang lainnya abai. Belum lagi kita ini di tempat ibadah, sangat sulit sekali menaati memakai masker. Bahkan ada di kita ini pedagang kopi yang masih meributkan dilakukan pendisiplinan, padahal situasi ini harus sama-sama kita pahami," pungkasnya.

Rekomendasi