ERA.id - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengaku, bahwa pemerintah selama ini memetakan ada dua macam kelompok yang berbeda pandangan dengan kebijakan pemerintah dalam pengendalian pandemi COVID-19 di Indonesia.
Dua kelompok tersebut, dia bagi menjadi kelompok murni dan tidak murni. Keduanya, kata Mahfud, sama-sama menyampaikan aspirasi mengenai penanganan COVID-19 namun dengan tujuan yang berbeda, khususnya kelompok tidak murni.
"Pemerintah mengatahui ada yang kelompok murni Lalu ada kelompok yang tidak murni. Dia (kelompok tidak murni) masalahnya itu hanya ingin menentang saja, ingin memanfaatkan situasi apapun yang diputuskan pemerintah diserang itu, ada yang seperti itu," ujar Mahfud dalam keterangan pers yang dikutip dari kanal YouTube Kemenko Polhukam RI pada Minggu (25/7/2021).
Kelompok tidak murni tersebut, kata Mahfud, kerap memanfaatkan situasi COVID-19 dengan sengaja melakukan provokasi. Kelompok ini, memiliki narasi bahwa apa pun kebijakan yang diambil pemerintah di tengah pandemi selalu salah.
"Kelompok tidak murni selalu melakukan provokasi dan menyatakan setiap kebijakan pemerintah itu salah," kata Mahfud.
Oleh karena itu, dia meminta masyarakat berhati-hati. Sebab, pada dasarnya, pemerintah selalu terbuka terhadap seluruh aspirasi masyarakat. Asalankan, selama pandemi ini, segala kritikan dan aspirasi disampaikan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
"Padahal pada prinsipnya pemerintah itu terbuka dan merespons segala aspirasi masyarakat, namun sebaiknya aspirasi dalam masa pandemi ini disampaikan melalui jalur komunikasi yang sesuai dengan protokol kesehatan," kata Mahfud.
Adapun pernyataan Mahfud ini disampaikan di tengah ramainya beredar ajakan demonstrasi bertajuk 'Jokowi End Game' yang rencananya digelar pada Sabtu (25/7).