ERA.id - Serma KKO (Purnawirawan) H. Samuri, salah satu pelaku sejarah yang terlibat dalam peristiwa Pengangkaan Jenazah Korban G-30-S/PKI di Lubang Buaya, meninggal dunia pada usia 82 tahun, di kediaman yang berada di Dinoyo Tangsi I/16, No.7, Surabaya, Jawa Timur, Senin (26/7) karena sakit pada pukul Pukul 06.15 Wib.
Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayor Jenderal TNI (Mar) Suhartono, menyatakan duka cita yang mendalam atas berpulangnya salah satu putera terbaik bangsa ini, Serma KKO (Purn) H. Samuri.
“Beliau adalah prajurit pejuang yang berdedikasi dan loyalitas tinggi yang patut diteladani bagi para generasi penerus,” ungkap Dankormar, Selasa (27/7/2021).
Sebagai wujud perhatian seorang pimpinan, Dankormar serta Pejabat Utama Mako Kormar berkesempatan menjenguk langsung di kediaman almarhum beberapa waktu lalu. Saat itu, Almarhum masih bisa berkomunikasi secara verbal dengan terbaring di tempat tidur, karena menderita sakit strok dan diabetes.
Almarhum merupakan salah satu prajurit yang ditugaskan Komandan KKO AL atau yang sekarang dikenal dengan sebutan Korps Marinir TNI AL, Mayor Jenderal KKO Hartono untuk mengangkat tujuh perwira tinggi dan perwira pertama TNI AD yang menjadi korban tragedi G-30-S/PKI pada 30 September 1965 di Lubang Buaya.
KKO membentuk satu tim dari Komando Intai Para Amfibi (kemudian menjadi Bataliyon Intai Amfibi Korps Marinir TNI AL) yang terdiri dari sembilan personel yang dipimpin Kapten KKO Winanto.
Mereka adalah Letnan KKO Mispan Sutarto, Serma KKO Samuri, Sersan KKO Suparimin, Kopral Dua KKO Van Kandou, Kopral Dua KKO Sudarjo, Kopral Dua KKO Sugimin, Kopral Kepala KKO Hartono, Prajurit Kepala KKO Sumarni, dan Prajurit Kepala KKO Subekti.
Almarhum meninggalkan empat orang putri dan satu orang putra, dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) 10 Nopember, Jalan Mayjen Sungkono, Surabaya dengan upacara militer serta menerapkan protokol kesehatan secara ketat Upacara pemakaman dimulai 15.00 wib, dan selesai pukul 16.00 wib di TMP 10 Nopember Surabaya.
Komandan Batalyon Marinir Howitzer 2 Marinir Mayor Marinir Kiagus Fauzan Azima, M.Tr. Opsla., yang diwakili oleh Wakil Komandan Batalyon Howitzer 2 Marinir Mayor Marinir Arifin Sebagai Irup upacara persemayaman pelaku sejarah pengangkat jenazah pahwalan revolusi korban tragedi G 30 S/PKI lubang buaya ini.
Untuk mengiringi pemakaman almarhum Serma KKO (Purn) H. Samuri salah satu prajurit KKO-AL terbaik sekarang Korps Marinir TNI AL.
Rangkaian upacara pemakaman diawali dengan penghormatan senjata bersangkur dan tembakan salvo yang merupakan penghormatan sekaligus penghargaan tertinggi untuk prajurit yang memiliki tanda jasa serta pelaku sejarah pengangkat jenazah Pahlawan Revolusi korban G.30 S/PKI 1965 di Lubang Buaya Jakarta.
Upacara tersebut dilaksanakan untuk menunjukan kepedulian kepada sesepuh Korps Marinir, baik atasan maupun rekan kerja kepada setiap Keluarga Besar Korps Marinir TNI AL untuk selalu mempererat tali persaudaraan sebagai wujud penghargaan atas pengabdian serta dedikasi yang diberikan kepada Negara dan Angkatan Laut khususnya Korps Marinir.