1,5 Tahun Pandemi COVID-19, Pemerintah Masih Bingung Cari Cara Edukasi Prokes, Menkes: Banyak yang Percaya Konspirasi

| 30 Jul 2021 17:29
1,5 Tahun Pandemi COVID-19, Pemerintah Masih Bingung Cari Cara Edukasi Prokes, Menkes: Banyak yang Percaya Konspirasi
Ilustrasi

ERA.id - Sudah lebih dari 1,5 tahun pandemi COVID-19 di Indonesia, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengakui masyarakat masih sulit mematuhi protokol kesehatan.

Hal ini disebabkan karena masih banyak masyarakat yang belum mengenai bahaya dari virus Corona.

"Yang paling sulit dilakukan di Indonesia adalah strategi dari WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) yaitu strategi protokol kesehatan. Ini paling sulit," ujar Budi dalam acara Sosialisasi Rekomendasi Guru Besar FK UNAIR Untuk Percepatan Penanganan Covid-19 yang disiarkan di kanal YouTube Faculty of Medicine Universitas Airlangga Official, Jumat (30/7/2021).

Budi mengatakan, meskipun sudah 1,5 tahun pandemi COVID-19 melanda Indonesia, namun masih ada masyarakat yang mempercayai bahwa virus Corona adalah sebuah konspirasi. Akibatnya, edukasi mengenai protokol kesehatan untuk pencegahan penularan menjadi sulit dilakukan.

Pemerintah juga mengakui belum menemukan model yang tepat untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat mengenai COVID-19 dan pentingnya penerapan protokol kesehatan.

"Kelihatan sekali ketidakpercayaan (masyarakat) terhadap penyakit ini tinggi sekali. Kita belum punya model yang pas untuk mendidik, mengedukasi," kata Budi.

Oleh karenanya, Budi meminta bantuan dari perguruan tinggi melalui para akademisi dan ahli-hali sosiologi menciptakan strategi edukasi yang baik dan mampu ditangkap oleh seluruh lapisan masyarakat terkati COVID-19.

"Kita membutuhkan ahli-ahli sosilogi, bagaimana caranya kita bisa mendidik, bisa mengedukasi, bisa mengajak teman-teman kita agar selalu memakai masker, menjaga jarak. Mengajari bahwa ini penyakit real," kata Budi.

Untuk dapat menuntaskan pandemi COVID-19, Budi mengajak seluruh lapisan masyarakat saling bekerja sama untuk mengajari bagaimana kelompok masyarakat yang belum percaya dan belum bisa diyakinkan terkait COVID-19.

"Untuk mengatasinya ini perlu dilakukan social engineering. Saya rasa Universitas Airlangga bisa. Karen kita belum berhasil menemukan model yang pas. Karena buat saya sendiri, tidak mungkin kita bisa lakukan ini sendiri tanpa melibatkan seluruh rakyat, kita tidak bisa selesaikan ini," pungkasnya.

Rekomendasi