Pengecatan Pesawat Presiden, Stafsus Sesneg Faldo Maldini: Ada di APBN, Harus Dilaksanakan

| 03 Aug 2021 19:10
Pengecatan Pesawat Presiden, Stafsus Sesneg Faldo Maldini: Ada di APBN, Harus Dilaksanakan
Jokowi (Dok. Antara)

ERA.id - Staf Khusus Menteri Sekretariat Negara (Menesneg) Faldo Maldini buka suara soal pengecatan ulang Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 atau Pesawat BBJ 2 yang menjadi sorotan karena dinilai pemborosan anggaran di tengah pandemi COVID-19.

Faldo menegaskan, anggaran untuk pengecatan pesawat BBJ 2 sudah masuk dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) sehingga harus dilaksanakan. Selain itu, penggunaannya juga sudah sesuai ketentuan refocussing anggaran untuk penanganan COVID-19.

"Anggaran saat ini sudah fokus pada pandemi, sesuai dengan aturan dan ketentuan Kementerian Keuangan. Rencana ini tentunya sudah ada juga di dalam APBN, jadi ya harus dilaksanakan," kata Faldo melalui keterangan tertulis, Rabu (3/8/2021).

Faldo juga mengatakan, pengerjaan pengecatan pesawat dilakukan di dalam negeri. Selain karena pemerintah percaya dengan kualitas industri dalam negeri, hal ini juga sebagai upaya mendorong agar sektor usaha tetap berjalan khususnya di tengah pandemi COVID-19.

"Pemerintah pun percaya pada kualitas industri dalam negeri yang kerjakan ini. Di kala pandemi, belanja pemerintah dapat mendorong geliat sektor usaha, apalagi industri penerbangan, yang sangat terdampak pandemi. Naik pesawat sekarang, kan tidak semudah dulu lagi, jadi melambat itu semua, dari hulu sampai hilir," paparnya.

Lebih lanjut, Faldo menambahkan, pengecatan pesawat BBJ 2 bukan rencana mendadak, melainkan sudah direncanakan sejak 2019 lalu. Pengecatan itu dalam rangka memperingati HUT ke-75 RI.

"Ini bukan rencana baru, sudah dimulai sejak 2019 untuk menyambut Hari Kemerdekaan ke-75. Namun, Pesawat BBJ 2 itu servis sesuai rekomendasi pabrik jatuh pada 2021. Tadinya, itu satu paket sama beberapa armada lain yang sudah datang waktunya. Sekalian dicat, justru biar lebih efisien," katanya.

Pengecatan ulang pesawat kepresidenan yang semula berwarna biru kombinasi putih yang kini berubah berwarna merah dengan kombinasi putih menjadi sorotan publik.

Pakar penerbangan Alvin Lie yang menilai pengecatan ulang pesawat kepresidenan itu dinilai pemborosan di tengah pandemi COVID-19. Dia mengatakan, cat ulang pesawat bisa memakan biaya hingga miliaran rupiah.

"Hari gini masih aja foya-foya ubah warna pesawat kepresidenan. Biaya cat ulang pesawat setara B737-800 berkisar antara USD100 ribu sampai 150 ribu. Sekitar Rp1,4 miliar sampai dengan Rp2,1 miliar," ujar Alvin melalui akun Twitternya @alvinlie21 yang dikutip pada Selasa (3/8/2021).

Rekomendasi