ERA.id - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengatakan bahwa kurangnya nasionalisme pada generasi milenial dapat menjadi ‘bom waktu’ bagi Indonesia.
Pernyataan tersebut ia ungkapkan ketika menanggapi hasil survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) yang mencatat bahwa masih ada sekitar 10 persen generasi milenial yang setuju untuk mengganti Pancasila dengan ideologi lain.
“Jika tidak disikapi dengan hati-hati dan bijaksana, akan menjadi 'duri dalam daging' dalam pembangunan wawasan kebangsaan. Bahkan dapat menjadi 'bom waktu' yang dapat meledak ketika mendapatkan momentum," kata Bamsoet, sapaan akrab Bambang Soesatyo, Sabtu (7/8/2021).
Terdapat lembaga lain yang juga melakukan survei terkait Pancasila di kalangan milenial selain CSIS. Komunitas Pancasila Muda merilis hasil survei mereka pada akhir Mei 2020.
Tercatat ada sekitar 19,5 persen generasi muda menganggap bahwa Pancasila tidak relevan bagi kehidupan.
“Bahkan sebagian responden berpandangan Pancasila hanyalah istilah yang tidak benar-benar dipahami maknanya,” tutur Ketua MPR RI tersebut dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR RI bersama Perhimpunan Pelajar Indonesia di Malaysia (PPI Malaysia) yang diselenggarakan di dalam jaringan.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini memaparkan, berdasarkan Sensus Penduduk 2020 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada Januari 2021, tercatat jumlah penduduk Indonesia mencapai 270,2 juta jiwa.
Sebanyak 70,72 persen penduduk usia produktif, dan hampir 69 persen, atau sekitar 131,6 juta jiwa, adalah sumber daya manusia potensial yang berusia antara 15 hingga 44 tahun.
Generasi milenial, ketika kemerdekaan Indonesia telah genap 100 tahun, akan menjadi penerus estafet kepemimpinan. Bila tidak dibekali dengan wawasan kebangsaan dan semangat nasionalisme, maka akan berbahaya bagi Indonesia.
“Saat ini adalah waktu yang tepat bagi kita menyiapkan generasi muda bangsa untuk menyongsong era Indonesia Emas," ucap Bamsoet.
Oleh karena itu, berdasarkan pentingnya peran generasi milenial pada tahun 2045 nanti, Bamsoet berupaya untuk mengajak generasi muda, khususnya pelajar dan mahasiswa Indonesia, untuk mulai berperan aktif dalam menyampaikan narasi kebangsaan.
“Untuk menumbuhkembangkan semangat nasionalisme, membangun karakter, dan wawasan kebangsaan,” tuturnya melanjutkan.
Ketua DPR RI ke-20 ini mengkhawatirkan semangat kebangsaan di kalangan generasi muda akan semakin memudar akibat derasnya arus globalisasi.
Untuk itu, melalui karya nyata dan narasi-narasi kebangsaan, ia berupaya membangkitkan semangat nasionalisme dan wawasan kebangsaan generasi milenial.