Apakah Masyarakat Umum Bakal Dapat Vaksin Booster? Menkes: Tahun Depan Bisa Beli Langsung Rp100 Ribu

| 25 Aug 2021 16:59
Apakah Masyarakat Umum Bakal Dapat Vaksin Booster? Menkes: Tahun Depan Bisa Beli Langsung Rp100 Ribu
Vaksin (Dok. BPMI)

ERA.id - Pemerintah berencana memberikan vaksin Covid-19 dosis ketiga atau booster kepada masyarakat di awa tahun 2022.

Namun, kebijakan ini hanya bisa dilakukan apabila program vaksinasi sudah selesai di akhir tahun ini atau awal tahun depan.

Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR RI di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (25/8/2021).

"Rencananya kapan pemerintah akan melakukan suntik ketiga. Kalau semakin cepat, kita harapkan mungkin di Januari sudah bisa selesai semua, di awal tahun depan kita sudah melakukan suntik ketiga," ujar Budi.

Budi mengatakan, berdasarkan hasil diskusi dengan Presiden Joko Widodo diputuskan, untuk untuk pembiayaan vaksin dosis ketiga tersebut hanya diperuntukan bagi penerima bantuan iuran (PBI) Jaminan Kesehatan. Di luar itu, ada skema pembiayaan secara mandiri bagi masyarakat yang ingin mendapatkan vaksin booster.

"Sudah diputuskan oleh beliau (Presiden Jokowi) bahwa yang ke depan yang akan dibayari oleh negara kemungkinan hanya PBI saja. Sedangkan yang lainnya karena toh biayanya juga tidak terlalu mahal akan dimasukkan ke skema yang umum. Bisa beli langsung atau melalui mekanisme BPJS," papar Budi.

Diperkirakan, vaksin booster akan dijual dikisaran harga Rp100 ribuan untuk satu kali suntikan. Ke depannya, kata Budi, pemerintah juga akan membuka peluang berbagai jenis vaksin Covid-19 masuk ke Indonesia.

"Sehingga rakyat yang ingin mendapatkan booster bisa memilih, yang memiliki uang mau menyuntik Rp 100 ribu atau Rp 150 ribu bisa memilih. Sedangkan yang memang PBI kita bisa lakukan subsidinya lewat BPJS," kata Budi.

Dalam kesempatan itu, Wakil Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia Slamet Budiarto juga mengusulkan adanya vaksin booster untuk masyarakat. Hal itu mengingat efikasi vaksin yang kemungkinan mengalami penurunan.

Slamet mengatakan, apabila efikasi vaksin menurun maka akan sulit membentuk kekebalan kelompok atau herd immunity.

"Kami usulkan juga ada skenario kedua apabila itu tidak tercapai. Sehingga yang bulan Januari, Februari, Maret, April (sudah divaksin) perlu dilakukan booster. Karena antibiodinya sudah turun," kata Slamet.

Rekomendasi