Legislator Golkar Ini Andalkan Pancasila untuk Melawan Radikalisme, Kamu Mau Ikutan?

| 22 Sep 2021 14:10
Legislator Golkar Ini Andalkan Pancasila untuk Melawan Radikalisme, Kamu Mau Ikutan?
Adrianus Asia Sidot

ERA.id - Anggota Komisi X DPR RI Adrianus Asia Sidot mengatakan bahwa terdapat akademisi, yakni mahasiswa dan dosen di kampus-kampus besar Indonesia yang sudah terpapar oleh paham radikalisme.

"Dari hasil penelitian, kampus-kampus besar di Indonesia sudah ada yang terpapar paham radikalisme," kata Adrianus dalam seminar bertajuk "Pendidikan dan Pembangunan Perdesaan yang Berwawasan Kebangsaan" yang disiarkan secara langsung di kanal YouTube LPPM UPR, Rabu (22/9/2021).

Ia berpandangan, apabila mahasiswa telah terpapar paham radikalisme, maka masyarakat umum akan menjadi lebih rentan. Apalagi, jika paham radikalisme mulai memengaruhi lapisan masyarakat umum yang berasal dari tingkat pendidikan yang lebih rendah.

"Mahasiswa saja sudah terpapar, dosen juga sudah terpapar. Kalau kita biarkan, akan jadi apa Indonesia?" ujar dia.

Berdasarkan pandangan Adrianus, terdapat tren yang sedang meningkat dan memengaruhi semua perilaku penduduk dunia, termasuk memengaruhi perilaku akademisi.

Dalam tren tersebut, kata dia, terdapat pengaruh-pengaruh yang sulit untuk diantisipasi.

"Seperti kemenangan Taliban di Afghanistan, pasti akan berpengaruh," ucap anggota DPR fraksi Partai Golongan Karya (Golkar) ini.

Oleh karena itu, ia meminta kepada mahasiswa agar dapat bertindak lebih kritis guna menghadapi pengaruh-pengaruh tersebut.

Adrianus meyakini bahwa Pancasila memiliki peran penting dalam melindungi akademisi saat menghadapi pengaruh radikal.

Untuk itu, ia juga mengatakan bahwa Pancasila tidak boleh diubah atau dihilangkan dari sistem pendidikan Indonesia.

"Kami (Komisi X DPR RI, red.) mendorong penyempurnaan sistem pendidikan Indonesia melalui perubahan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 dengan catatan Pancasila harus tetap menjadi landasan filosofis dan ideologis pendidikan di Indonesia," tutur Adrianus.

Penyempurnaan sistem pendidikan bertujuan untuk menyesuaikan kebutuhan akademisi Indonesia yang berubah akibat perkembangan zaman.

Di sisi lain, nilai-nilai Pancasila sebagai landasan ideologis dan filosofis pendidikan Indonesia diyakini dapat menjadi acuan bagi para akademisi untuk berlaku kritis dalam menghadapi pengaruh-pengaruh radikal.

"Bagi mereka yang berpikir untuk memasukkan ideologi lain dalam pendidikan, silakan minggir," kata Adrianus.

Pengamalan Pancasila dipertanyakan

Sebelumnya, seorang perempuan bernama Aulia pernah dicap mirip pengasong khilafah yakni Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) karena persoalan Pancasila. Hal itu disampaikan oleh kader GP Ansor, Afif Fuad.

Ceritanya begini, lewat akun TikTok, Aulia memajang sebuah berita berjudul "Lantik Perwira TNI dan Polri, Pesan Jokowi: Lindungi Pancasila dari Gempuran Ideologi Luar".

Setelah itu dia bilang, tak perlu koar-koar melindungi Pancasila. "Tinggal amalkan aja. Kalau memang Pancasila itu unggul dan bisa jadi jawaban dari problem bangsa-bangsa, dia gak perlu dilindungi," terangnya.

Sebaliknya, masyarakat disebut akan mengikuti Pansacila secara sukarela kalau memang dia unggul. "Minimal dalam mengatasi wabah corona lah."

Aulia juga bilang, faktanya, negara gagal menangani wabah memakai pendekatan Pancasila yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Kini hasilnya, Indonesia turun jadi negara menengah ke bawah.

"Setara dengan Timor Leste dan Samoa."

Terakhir ia bilang, semua permasalahan terjadi saat pejabat mengklaim sudah menegakkan Pancasila.

Rekomendasi