ERA.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat telah terjadi 15 kali gempa susulan hingga pukul 12:40 WITA di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kekuatan gempa susulan paling tinggi mencapai magnitudo 5,6.
"Gempa susulan terjadi hingga pukul 12:40 WITA. Tercatat, kami monitor ada 15 aktivitas gempa susulan dengan kekuatan maksimum magnitudo 5,6," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers secara daring, Selasa (14/12/2021).
Dwikorita mengatakan, meskipun masih terjadi gempa susulan namun kekuatan gunjangannya cenderung melemah.
Saat gempa pertama mencapa magnitudo 7,5 namun sepanjang gempa susulan palig tinggi hanya magnitudo 5,6.
Oleh karena itu BMKG mengakhiri peringatan dini tsunami yang muncul saat pertama kali gempa terjadi. Masyarakat juga sudah boleh kembali ke tempat tinggalnya masing-masing.
"Jadi ini kami masih terus memonitor aktivitas gempa susulan, yang kecenderungannya semakin melemah, yang tertinggi adalah magnitudo 5,6," kata Dwikorita.
Meskipun sudah mengizinkan masyarakat kembali ke rumahnya masing-masing, BMKG tetap mengimbau masyarakat tetap tenang dan menghindari bangunan yang retak akibat gempa.
Dwikorita meminta masyarakat untuk memeriksa kondisi bangunan rumah sebelum kembali ditempati. Jika dirasa tidak ada retakan atau kerusakan parah dan masih layak untuk dihuni maka bisa digunakan.
"Periksa dan pastkan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," katanya.
Sebelumnya, Badan Meterorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan peringatan dini tsunami usai terjadi gempa dengan Magnitudo 7,4 yang mengguncang Laut Flores, Nusa Tenggara Timur pada Selasa (14/12/2021).
Dikutip dari situs BMKG, berdasarkan pengamatan muka air laut, BMKG teah mendeteksi tsunami di wilayah Marapokot dan Reo. Diperkirakan ketinggian tsunami di Marapokot pada pukul 10.36 WIB mencapai 0.07 meter dan di wilayah Reo pada pukul 10.39.
Namun saat ini peringatan dini tsunami sudah dinyatakan berakhir, karena tidak terlihat adanya kenaikan permukaan air laut setelah dua jam pasca gempa pertama.