ERA.id - Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan berdasarkan hasil survei yang dilakukannya tingkat elektoral calon presiden yang akan maju pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 tergantung pada calon wakil presiden.
"Karena pemilu masih dua tahun ke depan, maka calon-calon presiden membutuhkan pendamping yang bisa membantu menambah atau menaikkan elektabilitas mereka," kata dia saat memaparkan hasil survei Pemulihan Ekonomi Pasca COVID-19, Pandemic Fatigue dan Dinamika Elektoral Jelang Pemilu 2024 di Jakarta, Minggu (9/1/2022).
Ia mengatakan meskipun nama-nama seperti Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan selalu berada di posisi teratas survei opini publik, namun kekuatan elektoral ketiganya untuk menarik pemilih tergantung siapa calon yang akan mendampingi.
"Artinya, siapa di posisi calon wakil sangat menentukan," ujar Burhanuddin Muhtadi.
Masih dari survei yang sama, Indikator Politik Indonesia mengungkapkan nama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno memiliki elektabilitas tertinggi sebesar 25 persen sebagai cawapres.
Kemudian disusul dengan nama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sebesar 15,3 persen dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono 12 persen.
"Ini 12 nama yang kita anggap potensial maju sebagai cawapres. Sandi paling tinggi, disusul Ridwan Kamil dan AHY," ujar Direktur eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanudin Muhtadi dalam rilis survei secara daring, Minggu (9/1/2022).
Selain ketiga nama tersebut, muncul juga nama Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Masing-masing elektabilitasnya 7,9 persen dan 7,3 persen.
"Nomor 4 dan 5 adalah Erick dan Airlangga," kata Burhan.
Survei Indikator Politik Indonesia menggunakan metode multistage random sampling dengan total sampe 2.020 responden. Dengan margin of error sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Responden diwawancara secara tatap muka pada 6-11 Desember 2021.