Dipanggil Pulang oleh Jokowi, Ainun Nadjib: Stabilitas Belum Diperbaiki di Indonesia..

| 02 Mar 2022 09:51
Dipanggil Pulang oleh Jokowi, Ainun Nadjib: Stabilitas Belum Diperbaiki di Indonesia..
Ainun Najib (Instagram/ainunnajib.id)

ERA.id - Diajak pulang oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), praktisi teknologi informasi asal Indonesia yang bekerja di Grab Singapura, Ainun Najid, menolak secara halus.

Di hadapan Jokowi, sosok yang berasal dari Gresik tersebut, mengaku belum ingin pulang dan tinggal tetap di negaranya, karena memikirkan masa depan anaknya.

Awalnya, Jokowi bertanya seperti ini.

"Mas Ainun Najib, ini saya sudah kenal lama. Saya mau tanya, gimana sih agar Chai, Veni, Rangga, termasuk Ainun juga mau pulang ke Indonesia?" tanya Presiden melalui di acara peresmian Sea Labs Indonesia melalui sambungan konferensi video di Jakarta, Selasa (1/3/2022).

Ainun pun menjawab.

"Kuncinya dua mawon, opportunity dan stability," kata Ainun.

Menurut Ainun, opportunity atau kesempatan dimiliki oleh Indonesia sebagai satu dari pemain besar, bahkan terbesar, di Asia Tenggara.

"Stability ini yang mungkin agak tricky, ada yang mungkin karena pertimbangan keluarga, pertimbangan karier. Saya pribadi pertimbangan pendidikan anak-anak, saya tidak mau kalah dengan putra-putra panjenengan yang pendidikan di Singapura juga," tambahnya.

Mendengar itu, Presiden Jokowi pun tersenyum.

"Jadi stability itu yang masih belum diperbaiki di Indonesia. Sementara kami, diaspora, punya peran meski jauh. Ada tiga perannya, pertama inspirasi dan refleksi; jadi menjadi benchmark buat teman-teman di Indonesia, terutama yang lebih muda," ungkap Ainun.

Fungsi kedua adalah advokasi, dengan memberikan saran dari jauh untuk teman-teman yang ada di Indonesia.

"Ketiga eksekusi, eksekusi juga bisa dari jauh kami memadukan inisiatif-inisiatif dari diaspora, misalnya kawal-kawalan itu kan sebetulnya anak-anak diaspora juga walau tidak bisa kembali ke Indonesia," tambahnya.

Namun Ainun tetap optimistis Indonesia dapat menjadi pemain besar untuk industri digital.

"Indonesia sudah kodratnya menjadi talenta teknologi yang terbesar, setidaknya keempat di dunia, karena Indonesia bangsa terbesar di dunia. Yang pertama, China sudah jelas salah satu AI super power. India juga jelas menguasai, bahkan diaspora India menguasai perusahaan teknologi dunia. Amerika pionir teknologi dan pemimpin terdepan. Nah, keempat kursinya dipersilakan untuk Indonesia," jelasnya.

Meski begitu, Ainun tak lupa memberi saran masukan kepada Jokowi. Mestinya, pemerintah memperbaiki kebijakan di bidang pendidikan.

"Saya rasa hanya soal waktu, yang perlu dilakukan untuk jangka panjang oleh Mas Menteri (Nadiem Makarim), seperti misalnya Vietnam investasi pendidikannya sudah sejak tahun 1960-an itu gifted school, sekolah untuk anak-anak yang genius itu di setiap provinsi di Vietnam ada. Di Indonesia saya tidak tahu," katanya.

Menanggapi pernyataan Ainun tersebut, Presiden menyebut potensi digital Indonesia pada 2030 diperkirakan mencapai Rp4.531 triliun.

"Kan gede sekali ini dan perkiraan hitung-hitungan itu saya rasa tidak meleset jauh-jauh lah. Jadi, harapan saya pulang semua lah, pulang. Di sini kan juga sudah banyak sekarang, ada opportunity, perusahaan-perusahaan gede semua ada di sini," ujar Presiden Jokowi.

Rekomendasi