Survei IPO: Berkat Koalisi Indonesia Bersatu, Elektabilitas PAN Naik

| 04 Jun 2022 15:50
Survei IPO: Berkat Koalisi Indonesia Bersatu, Elektabilitas PAN Naik
PAN (Dok. PAN)

ERA.id - Lembaga survei Indonesia Political Oponion (IPO) merilis survei terbaru mengenai elektabilita partai politik. Hasilnya, elektabilitas Partai Amanat Nasional (PAN) naik meskipun masih jauh di bawah Partai Golkar.

Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah mengatakan, meningkatnya elektabilitas PAN ini berkat terbentuknya Koalisi Indonesia Bersatu. Bahkan, elektabilitas PAN lebih unggul dari rekan sekoalisinya yaitu PPP.

"PAN alami penguatan elektabilitas sebesar 4,3 persen, lebih unggul dari mitra koalisnya PPP, yang hanya mendapatkan tingkat keterpilihan sebesar 2,4 persen," kata Dedi melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (4/6/2022).

"Peningkatan ini bisa saja imbas dari inisiasi Zulkifli Hasan (Ketua Umum PAN) membangun Koalisi Indonesia Bersatu," imbuhnya.

Menurut Dedi, diantara Partai Golkar, PAN, dan PPP, terlihat jelas bahwa PAN lah yang paling mendapatkan efek positif dari terbentuknya Koalisi Indonesia Bersatu. Apalagi, elektabilitas PAN sempat merosot akibat isu penundaan pemilu.

"PAN sempat terperosok karena wacana penundaan pemilu. Tetapi kini menguat, bahkan mendekati perolehan keterpilihan PKS yang memperoleh 5,4 persen," kata Dedi.

Adapun berdasarkan survei IPO, dari tiga parpol yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu, Partai Golkar memiliki elektabilitas tertinggi sebesar 9,7 persen. Disusul PAN sebanyak 4,3 persen dan PPP sebesar 2,4 persen.

Survei IPO dilaksanakan pada 23-28 Mei 2022 dengan teknik wawancara penelitian hybrid secara tatap muka sebanyak 480 responden, dan sambungan telepon.

Data telepon merujuk data populasi sebanyak 196.420 yang dimiliki IPO sejak periode survei di tahun 2019 s.d 2021. Dari total populasi tersebut terdapat 7.200 yang memungkinkan untuk menjadi responden hingga terambil secara acak sejumlah 720 responden. Dengan demikian total keseluruhan sebanyak 1.200 responden.

Metode ini memiliki pengukuran kesalahan (margin of error) 2.90 persen, dengan tingkat akurasi data 95 persen.

Rekomendasi