ERA.id - Denny JA merilis hasil survei terbaru bertajuk '3 King-Queen Maker Pilpres 2024 dan Kompliksinya'. Hasilnya, tiga nama ketua umum partai politik pemenang Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 dinilai bakal menjadi penentu siapa tokoh yang bakal berlaga di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Ketiga nama itu, antara lain adalah Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
"Situasi kita saat ini menunjukkan ada tiga king atau queen maker dalam Pilpres 2024. Mengapa? Karena mereka sudah mengantongi minimal 3/4 tiket atau tiket penuh," ujar Peneliti LSI Denny JA Adjie Alfaraby dalam keterangan pers yang disiarkan daring, Kamis (17/6/2021).
Adjie menjelaskan, dalam Pilpres mendatang salah satu syarat administratif yang diatur adalah capres harus mengantongi suara partai politik atau koalisi partai politik minimal 20 persen dari kursi di parlemen atau 25 persen dari total suara nasional.
Megawati Seokarnoptri misalnya, kata Adjie, sebagai Ketua Umum PDIP yang merupakan partai politik pemenang Pemilu 2019, lalu mampu mencalonkan capres dan cawapres tanpa berkoalisi dengan partai lain. Sebab, kursi PDIP di DPR RI adalah 128 kursi. Namun, Megawati dinilai tak mungkin lagi mengajukan diri sebagai capres maupun cawapres di Pilpres 2024.
"Namun, queen maker Megawati Soekarnoputri saat ini kita lihat kecenderungannya adalah menjadi tokoh bangsa. Artinya kecil kemungkinan atau tidak terlihat intensi dari Mega untuk maju sebagai capres atau cawapres lagi," kata Adjie.
Kemudian ada nama Airlangga yang juga dinilai bisa memegang kendali di Pilpres 2024. Sebab, pada Pemilu 2024 lalu, Partai Golkar memiliki 85 kursi di parlemen. Artinya, partai berlambang pohon beringin ini baru memiliki 3/4 tiket untuk dapat mengusung capres atau cawapres di Pilpres mendatang.
Adjie mengtakan, Golkar masih butuh tambahan 30 kursi untuk bisa mencalonkan capres atau cawapres. Oleh karenanya, besar kemungkinan Airlangga bakal mengajak partai politik lainnya untuk berkoalisi, kecuali PPP karena jumlah kursi yang dimiliki tidak cukup banyak.
"Golkar bisa berkoalisi dengan partai mana pun kecuali PPP karena jumlah kursinya 19 kursi. Jadi Kalau Golkar PPP saja tidak cukup," kata Adjie.
Selain berpotensi menjadi king maker, Airlangga juga dinilai berpotensi menjadi capres maupun cawapres di Pilpres 2024. Hampir sama seperti Golkar, Adjie mengatakan, Partai Gerindra juga perlu berkoalisi dengan partai lain meskipun tidak banyak. Sebab, pada Pemilu 2019 lalu, Prabowo berhasil membawa partainya memperoleh 75 kursi di DPR RI, artinya hanya butuh tambahan 37 kursi lagi untuk bisa mengusung capres maupun cawapres.
"Prabowo Subianto sebagai king maker di Partai Gerindra, ini kemungkinan hanya berpotensi menjadi calon presiden. Karena istilah, Prabowo sudah naik pangkat, dua kali dia menjadi capres di tahun 2014 dan 2019," katanya.
Survei tersebut menggunakan sebanyak 1.200 responden, dengan margin of error sebesar 2,9 persen. pengambilan survei ini dilakukan pada 27 Mei-4 Juni 2021 di 34 Provinsi dengan metode penarikan sampel yang digunakan adalah multistage random sampling.
Adapun, untuk teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tatap muka dengan responden.