ERA.id - Kegiatan berkendara ataupun mengemudikan kendaraan tentunya memerlukan fisik dan mental yang prima agar tetap fokus selama di jalan. Terlebih jika berkendara saat mudik yang menghabiskan waktu cukup panjang. Untuk menyiasati hal ini, para pengemudi tentunya membutuhkan waktu istirahat yang cukup selama perjalanan. Lantas, kapan waktu istirahat saat mengemudi jarak jauh secara tepat? Simak penjelasannya dalam artikel ini.
Seperti yang kita ketahui, masyarakat Indonesia merupakan mayoritas yang orang-orangnya memeluk agama Islam dan mempunyai tradisi mudik saat lebaran atau Idul Fitri tiba. Kebanyakan orang yang mudik ini adalah para perantau, di mana jarak mudik yang mereka tempuh juga sangat jauh, rata-rata di atas lima jam perjalanan.
Tentunya ada banyak hal yang harus dipahami saat berkendara, terutama jika perjalanan tersebut ditempuh dalam waktu yang lama. Salah satunya adalah waktu istirahat bagi pengemudi agar tetap tenang dan aman hingga selamat sampai tujuan.
Kapan Waktu Istirahat Saat Mengemudi Jarak Jauh?
Lantas, berapa lama durasi berkendara yang ideal dan tidak mengganggu kesehatan serta keselamatan pengendara? Kemudian, apakah benar saat seseorang mengemudi jarak jauh harus meluangkan waktunya untuk istirahat?
Jawabannya bisa didapatkan dari kutipan peraturan Undang-Undangan No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, di bawah ini.
Pada pasal 90 ayat (3) disebutkan bahwa pengemudi kendaraan bermotor umum wajib istirahat selama setengah jam setelah berkendara selama empat jam berturut-turut.
Selain itu, pasal tersebut juga merekomendasikan waktu kerja maksimal pengemudi yaitu delapan jam sehari, walau "dalam hal tertentu" dapat dilebihkan menjadi 12 jam dengan waktu istirahat selama sejam.
Mengemudi selama empat jam berturut-turut tentunya memerlukan kondisi fisik yang siap agar dalam perjalanan pengemudi merasa nyaman dan tiba di tujuan dengan selamat. Fisik dan mental belum tentu mampu memberikan jaminan keselamatan dan kenyamanan dalam mengemudi.
Kondisi Fisik Pengendara Berpengaruh Besar
Kondisi fisik pengemudi dapat mempengaruhi keselamatan penumpang sebab jika tidak, konsentrasi ketika berkendara dapat terganggu dan dapat berdampak fatal.
Berkendara dalam perjalanan jauh juga harus dengan meluangkan waktu sebentar untuk menjalani ‘Isoma’ agar pengemudi tetap terjaga staminanya untuk melanjutkan perjalanan.
Pengemudi juga disarankan menghindari rasa kantuk dan lelah, sebab dapat membahayakan keselamatan pengemudi, penumpang, dan pengguna jalan yang lain. Jika sudah terasa mengantuk, sebaiknya segeralah cari tempat peristirahatan terdekat.
Perjalanan jarak jauh yang dilakukan dengan mengendarai mobil serta tidak mendapatkan peristirahatan terdekat, dapat diatasi dengan cara bergantian dengan supir cadangan, sehingga supir yang sebelumnya dapat beristirahat dalam perjalanan.
Bagi para pengendara sangat disarankan selalu menyempatkan istirahat setiap empat jam sekali ketika melakukan perjalanan jauh. Jalani kegiatan seperti tidur atau minum dan baru jalan kembali setelah badan merasa lebih segar.
Selain itu, jangan lupa juga untuk selalu melaksanakan pengecekan terstandar dan prosedur resmi di bengkel yang menurut anda berkompeten di bidangnya sebelum melakukan perjalanan jauh agar dapat memastikan kondisi kendaraan Anda selalu dalam kondisi prima.
Demikianlah ulasan mengenai waktu istirahat yang tepat bagi para pengendara atau pemudik saat mengendarai dalam jarak yang jauh. Semoga informasi ini bermanfaat.
Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…