ERA.id - Profil Henri Alfiandi menarik perhatian masyarakat setelah ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Henri merupakan perwira tinggi bintang tiga TNI Angkatan Udara (AU) yang menjabat sebagai Kepala Basarnas (Kabasarnas) tahun 2021—2023.
Marsekal Madya Henri Alfiandi diduga menerima suap dalam pengadaan barang dan jasa di lingkungan Basarnas tahun anggaran 2021—2023. Menurut Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata, hal tersebut berawal dari Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap 11 orang pada Selasa (25/7/2023).
Usai penyidikan, lima orang ditetapkan sebagai tersangka, salah satunya adalah Henri. Penetapan tersangka dilakukan setelah KPK melakukan pemeriksaan dan gelar perkara bersama Pusat Polisi Militer (POM) TNI.
"KPK kemudian menemukan kecukupan alat bukti mengenai adanya dugaan perbuatan pidana lain dan ditindaklanjuti ke tahap penyidikan dengan menetapkan dan mengumumkan tersangka," jelas Alex Marwata dalam konferensi pers di Gedung Juang KPK, Jakarta Selatan, Rabu (26/7/2023).
Profil Henri Alfiandi
Dikutip Era.id dari berbagai sumber, Henri Alfiandi lahir pada 24 Juli 1965 di Magetan, Jawa Timur. Dia menempuh pendidikan dasar di SD Angkasa Lanud Iswahjudi, Maospati, Magetan. Setelah itu sekolah di di SMPN 1 Maospati, Magetan. Lulus SMP, Henri pindah ke Madiun, Jawa Timur. Dia melanjutkan pendidikan di SMAN 1 Madiun.
Setelah itu, dia melanjutkan pendidikan di Akademi Angkatan Udara (AAU) di Yogyakarta. Dia lulus pada 1988, tetapi tidak langsung melanjutkan pendidikan. Baru pada 1997, Henri melanjutkan pendidikan di Sekkau, kemudian ikut program pendidikan militer Seskoau pada 2003.
Pada 2007 Henri melanjutkan pendidikan militer di luar negeri, tepatnya di Lehrgang Generalstabs/Admiralstabsdienst Mit Internationaler Beteiligung (LGAI) Jerman. Tahun 2013, dia lolos seleksi pendidikan Sesko TNI. Dua tahun berselang, dia masuk US Air War College di Alabama, Amerika Serikat.
Karier Henri Alfiandi
Jabatan Kabasarnas diduduki Henri sejak 4 Februari 2021. Ketika itu dia menggantikan Marsekal Madya (Pur.) Bagus Puruhito yang purna tugas. Sejak kecil hingga sebelum duduk di kursi petinggi Basarnas, Henri hidup di lingkungan TNI, tak terkecuali kariernya.
Pada 1992 dia menjadi Kadisops Skadud 12 Lanud Pekanbaru Wing 6 Lanud Pekanbaru. Setelah beberapa tahun, pada 2002 dia menjadi Danskadud 12 Wing 6 Lanud Pekanbaru. Dua tahun kemudian dia menjadi Kadisops Lanud Pekanbaru (2004). Setelah itu, dia menjabat sebagai Danlanud Roesmin Noerjadin pada 2015.
Itu menjadi jabatan terakhirnya di Pekanbaru, Riau. Pada 2017, Henri dipindah ke Mabes TNI AU di Jakarta. Di sana dia duduk di beberapa jabatan, seperti Kas Koopsau I (2017), Danseskoau (2019), dan Asisten Operasi Kepala Staf Angkatan Udara (Asops KSAU) (2020).
Setelah bertahun-tahun hidup di lingkungan TNI, Henri kemudian ditugaskan di luar kesatuan TNI. Dia menjadi Kabasarnas pada 2021. Namun, pada 17 Juli 2023 Henri ditarik oleh Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono, untuk menjadi Pati Mabes TNI AU dalam rangka pensiun. Kursi Kabasarnas kemudian diisi oleh Marsekal Madya Kusworo.