ERA.id - Terjadi kecelakaan tragis terjadi antara minibus Isuzu Elf dan kereta api (KA) Probowangi relasi Ketapang Banyuwangi-Surabaya di Lumajang, Jawa Timur, pada malam Minggu (19/11). Bagaimana kronologi kecelakaan KAI vs minibus di Lumajang tersebut?
Dilaporkan 11 penumpang minibus dilaporkan meninggal dunia setelah kendaraan yang mereka naiki bertabrakan dengan KA Probowangi.
Anwar Yuli Prasetyo, PLH Manajer Hukum dan Humas PT KAI DAOP 9, menjelaskan kronologi kecelakaan yang melibatkan KA Probowangi dan minibus berplat nomor N-7646-T.
Kronologi Kecelakaan KAI vs Minibus di Lumajang
-
Terjadi Malam Hari
Insiden tabrakan antara Kereta Api Probowangi dan minibus terjadi pada pukul 19.53 WIB. Berdasarkan informasi dari saksi di kejadian, klakson sudah diberikan sebagai peringatan kepada minibus. Sayangnya, minibus muncul dari samping dan langsung memasuki jalur kereta tanpa berhenti terlebih dahulu, meskipun klakson sudah berbunyi.
-
11 Orang Meninggal
Minibus tersebut terus melaju melewati rel kereta api yang tidak dilengkapi palang. Kecelakaan pun tak terhindarkan, menyebabkan 11 orang tewas.
-
Kereta Api Melanjutkan Perjalanan
Setelah menabrak minibus, Kereta Api sempat berhenti sejenak untuk pemeriksaan. Diketahui bahwa Kereta Api berada dalam kondisi baik dan dapat melanjutkan perjalanan setelah pemeriksaan.
Petugas segera merespons ke lokasi kecelakaan untuk melakukan evakuasi. Bangkai minibus berhasil dievakuasi dari jalur kereta, sehingga perjalanan kereta api dapat kembali normal.
-
Elf Melaju Kencang
Saksi mata, Suyid, menyatakan bahwa kecelakaan tersebut bermula ketika mobil elf melaju dengan kecepatan tinggi dari arah Selatan. Saat melintas di rel kereta, mobil langsung ditabrak oleh KA Probowangi yang datang dari arah Timur menuju Barat.
“Mobilnya melaju kencang, kereta api juga kencang akhirnya langsung ditabrak,” ungkap Suyid. Mobil elf tersebut terseret hingga 50 meter, dan kondisinya tampak sangat rusak dengan ban serep lepas dan kaca mobil pecah.
-
Kondisi Jalan Gelap
Menurut Nahdiyati, kecelakaan sering terjadi di lokasi tersebut karena kondisi tempatnya sangat gelap dan tidak dilengkapi palang pintu.
“Beberapa kali kecelakaan sudah terjadi di sini karena tidak adanya palang pintu dan daerahnya gelap,” ungkapnya.
Kenapa kereta api tidak bisa ngerem mendadak?
Dilansir dari laman KAI, terdapat faktor-faktor yang menyebabkan kereta api tidak dapat mengerem mendadak, di antaranya:
-
Panjang dan Berat Rangkaian Kereta Api
Penyebab utama ketidakmampuan kereta api untuk berhenti mendadak adalah panjang dan bobot rangkaian keretanya. Semakin panjang dan berat rangkaian kereta, maka dibutuhkan jarak yang lebih panjang untuk benar-benar berhenti.
Di Indonesia, kereta penumpang rata-rata terdiri dari 8-12 gerbong dengan bobot mencapai 600 ton, tanpa memperhitungkan penumpang dan kargo. Kondisi ini memerlukan energi yang besar untuk menghentikan kereta api.
-
Sistem Pengereman
Pengereman pada kereta api di Indonesia umumnya menggunakan sistem rem udara. Sistem ini mengkompresi udara dan menyimpannya hingga saat pengereman diperlukan.
Saat masinis mengaktifkan pengereman, udara disalurkan melalui pipa kecil di sepanjang roda, menciptakan friksi yang menghentikan kereta.
Meskipun dilengkapi dengan rem darurat, sistem ini tidak dapat membuat kereta berhenti secara mendadak. Rem darurat hanya meningkatkan energi dan tekanan udara untuk menghentikan kereta lebih cepat.
Meskipun masinis dapat melihat pelanggaran palang kereta dan mengaktifkan sistem pengereman, tetap diperlukan jarak pengereman agar kereta berhenti sepenuhnya. Faktor ini dapat menjadi penyebab terjadinya kecelakaan jika jarak pengereman tidak mencukupi.
Selain kronologi kecelakaan kai vs minibus di lumajang, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…