Dinamika Pilpres AS Lemahkan Rupiah, BI: Berdampak ke Emerging Market

| 06 Nov 2024 17:30
Dinamika Pilpres AS Lemahkan Rupiah, BI: Berdampak ke Emerging Market
Perry Warjiyo (Antara/Martha Herlinawati S)

ERA.id - Pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) bisa memberikan tekanan terhadap nilai tukar rupiah. Tekanan ini mulai terlihat saat Donald Trump unggul dari Kamala Harris.

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mengatakan dinamika Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Amerika Serikat memberikan tekanan terhadap nilai tukar rupiah.

"Sementara kita melihat monitoring hari ini perkembangan pemilu di Amerika Serikat yang perhitungan sementaranya adalah Trump itu unggul. Dan prediksi-prediksi dari pasar dan kami juga akan melihat kemungkinan-kemungkinan akan menyebabkan mata uang dolar itu akan kuat," katanya, dikutip Antara, Rabu (6/11/2024).

Perry mengatakan, dinamika Pilpres AS menyebabkan penguatan dolar AS, yang berdampak pada seluruh negara termasuk emerging market seperti Indonesia. Dinamika itu memberikan tekanan tidak hanya ke nilai tukar tapi juga arus modal.

"Dinamika ini yang akan berdampak ke seluruh negara khususnya emerging market, termasuk Indonesia, yaitu satu tekanan-tekanan terhadap nilai tukar, kedua arus modal, dan ketiga adalah bagaimana ini berpengaruh kepada dinamika ketidakpastian di pasar keuangan. Ini yang kemudian kita harus respons secara hati-hati," tegasnya.

Dalam merespons kondisi tersebut, Bank Indonesia terus berkomitmen dan berupaya untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dengan bersinergi erat dengan pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).

Pada akhir perdagangan Rabu, rupiah melemah 84 poin atau 0,53 persen menjadi Rp15.833 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.749 per dolar AS.

Selain dinamika Pilpres AS, kata Perry, kepastian mengenai penurunan suku bunga AS juga masih dibayangi oleh ketegangan geopolitik dunia yang meningkat, termasuk konflik di kawasan Timur Tengah.

BI memperkirakan Fed Funds Rate (FFR) akan turun menjadi 4,5 persen pada 2024 dan 3,5 persen pada 2025.

"Permasalahannya kepastian mengenai penurunan suku bunga itu tentu saja diliputi oleh ketegangan geopolitik dunia yang sangat tinggi, termasuk juga berlanjutnya konflik Timur Tengah," pungkasnya.

Berdasarkan pantauan data hitung cepat Fox News, Trump diprediksi memenangkan Pilpres AS dengan perolehan suara 51,1 persen. Rivalnya, Kamala Harris hanya mendapat 47,4 persen suara di Pilpres AS.

Trump unggul di lebih dari 20 negara bagian AS, termasuk Texas, Pennsylvania, Georgia, Montana, Florida, Alabama, Louisiana, hingga Ohio. Sedangkan Kamala memperoleh kemenangan di New York, Colorado, Minnesota, hingga New Jersey.

Rekomendasi