ERA.id - Pemberlakuan corona likelihood metric (CLM) sebagai syarat perjalanan mengakibatkan adanya lonjakan penumpang bus Antarkota Antarprovinsi (AKAP), menurut laporan Operator Terminal Terpadu Pulo Gebang, Jakarta Timur. Lonjakannya mencapai 10 sampai 20 persen.
"Per hari biasanya tidak sampai 10 penumpang, tapi sejak Surat Izin Keluar Masuk (SIKM) diganti CLM sekarang bisa 100 orang per hari," kata Kepala Terminal Terpadu Pulo Gebang, Bernad Octavianus Pasaribu di Jakarta dikutip dari Antaranews, Senin (20/7/2020).
Bernad mengatakan lonjakan penumpang berkisar 10-20 persen saat ini dipengaruhi pemanfaatan CLM melalui aplikasi Jakarta Terkini (JAKI) yang lebih praktis dari SIKM. Sejak pemberlakuan CLM pada Selasa (14/7/2020), bus AKAP yang beroperasi tetap dibatasi kapasitasnya maksimal 50 persen.
"Untuk antisipasi lonjakan penumpang kita tidak terlalu khawatir sebab kapasitas bus tetap 50 persen mengingat PSBB telah diperpanjang," katanya.
Pada Senin siang, Terminal Terpadu Pulo Gebang telah memberangkatkan 52 penumpang menggunakan sembilan bus AKAP. Mayoritas penumpang melakukan perjalanan dengan tujuan Jawa Tengah, Jawa Barat dan Sumatera Barat.
Baca juga: Penumpang KA Bandung-Jakarta Tak Perlu Bawa SIKM Lagi
Untuk diketahui, CLM adalah layanan berbasis daring (online) untuk mengecek kondisi kesehatan calon penumpang apakah layak melakukan perjalanan atau tidak.
Pemohon mengisi sejumlah data secara jujur hingga aplikasi tersebut mengeluarkan rekomendasi berupa skor, apakah pemohon diizinkan melakukan perjalanan atau diarahkan untuk perawatan medis.
Baca berita terkini di era.id