Tenaga Kesehatan Juga Ingin Diajak Ngobrol Jokowi

| 01 Aug 2020 16:28
Tenaga Kesehatan Juga Ingin Diajak Ngobrol Jokowi
Ilustrasi (Antara)

ERA.id - Kiprah tenaga kesehatan dalam melawan pandemi COVID-19 tak perlu diragukan lagi. Namun, nyatanya, tenaga kesehatan belum pernah diajak 'ngobrol' bersama orang nomor satu di negeri ini.

Sekjen Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Dedi Supratman mengungkapkan, para tenaga kesehatan ingin bertemu dan memberikan masukan terkait COVID-19 bersama Presiden Joko Widodo. mereka ingin duduk satu meja dengan kepala negara atau minimal diundang pihak Istana untuk mendiskusikan solusi penanganan COVID-19 yang kurvanya kian menanjak.

"Profesi (kesehatan) nih belum pernah kami menghadap presiden atau mungkin dengan KSP saja barangkali. Ini juga saya enggak tahu kenapa susah sekali untuk menghadap ke KSP saja, apalagi ke presiden sepeti itu," ungkap Dedi dalam acara webinar, Sabtu (1/8/2020).

Dedi menegaskan, keinginan para tenaga dan ahli kesehatan untuk bertemu dengan Jokowi bukan untuk mencari muka, tapi agar tenaga kesehatan juga diberikan kepercayaan dan porsi yang sama untuk menangani COVID-19.

"Kan ini melawan virus, ya mau enggak mau teman-teman kesehatan gitu. Jadi, bukannya kami ingin tampil, enggak. Tapi kasih kepercayaan saja teman-teman profesi kesehatan untuk bisa mengkoordinasi ini," kata Dedi.

Meski demikian, Dedi mengaku sudah mengirimkan surat kepada Jokowi untuk segera bisa bertemu dan mendiskusikan nasib negara di tengah wabah virus korona. "Situasi makin parah kami lihat. Mudah-mudahan pak Presiden membuka pintu untuk bisa beraudiensi denga kami kalangan kesehtaan," kata Dedi.

Lebih lanjut, Dedi menegaskan, para tenaga kesehatan bukannya tidak mendukung langkah pemerintah yang kini kian gencar menggerakan roda perekonomian dengan membuka banyak sektor ekonomi.

Menurutnya, akan percuma jika ekonomi digerakan tapi di sisi lain kurva kasus positif terus menanjak naik. Sehingga, kata Dedi, akan lebih bijak jika semua pihak bisa menahan ego sektoralnya masing-masing.

"Kami kalangan kesehatan bukan tidak mendukung pembukaan ekonomi tapi justru kami mengingatkan agar kemudian saat sektor ini dibuka saat situasi sudah aman," pungkasnya. 

Rekomendasi