Uyau Moris, 'Ngamen' ke Eropa dengan Sape
Uyau Moris, 'Ngamen' ke Eropa dengan Sape

Uyau Moris, 'Ngamen' ke Eropa dengan Sape

By Melisa Lolindu | 14 Jul 2018 09:10
Jakarta, era.id - Ketika banyak anak muda yang lebih tertarik dengan musik modern yang populer, seniman muda asal Kalimantan Utara, Uyau Moris justru fokus melestarikan alat musik tradisional suku Dayak, yaitu Sape. 

Lahir dari keluarga seniman, Uyau Moris belajar memainkan Sape sejak umur 8 tahun. Kakeknya adalah seorang pemain dan pembuat Sape. Sedangkan ibunya seorang penari. Kecintaan Uyau pada Sape semakin besar, bahkan membuatnya bisa terbang ke Eropa untuk menampilkan dan unjuk gigi memainkan alat musik ini. Sape dimainkan suku Dayak untuk menyatakan perasaan baik senang, sayang, rindu dan duka.

Sape memiliki sebutan yang berbeda di tiap wilayah. Ada yang menyebut Sempe, dan ada juga yang menyebut Sampe. Sape merupakan alat musik petik dengan gambar taring dan kepala burung enggang pada badan alat musiknya. Berbeda dengan gitar, Sape memiliki 3 sampai 4 senar. Namun seiring berkembangnya zaman, Sape dimodifikasi hingga memiliki 6 sampai 8 senar agar bisa memainkan lagu-lagu modern. 

Biar tahu lebih lengkap, simak wawancara era.id di video berikut ini! 

Rekomendasi
Tutup