ERA.id - Brussels menolak menjadi tuan rumah pertandingan Nations League antara Israel dan Belgia pada 6 September mendatang. Penolakan ini lantaran khawatir dapat memicu demonstrasi.
Pemerintah Brussels mengatakan bahwa pertandingan antara Israel dan Belgia yang akan berlangsung di tengah konflik yang terjadi bisa mengganggu kemanan dan keselamatan banyak orang.
"Pertandingan seperti itu ketika perang di Gaza sedang berlangsung tidak diragukan lagi akan memicu demonstrasi besar-besaran dan demonstrasi balasan, membahayakan keselamatan penonton, pemain, warga Brussel dan juga polisi," kata pemerintah, dikutip AFP, Kamis (20/6/2024).
Federasi Sepak Bola Belgia (URBSFA) mengatakan pihaknya akan menerima pertandingan di Stadion King Baudouin yang akan dilangsungkan secara tertutup. Namun mereka sangat menyayangkan ibu kota Belgia sama sekali menolak menjadi tuan rumah pertandingan tersebut.
"Kami menyesalkan keputusan yang diambil oleh Kota Brussels, yang memiliki banyak pengalaman menyelenggarakan acara-acara besar untuk tidak menyelenggarakan pertandingan di markas kami," kata federasi.
Federasi mengatakan pihaknya telah melakukan kontak dengan beberapa kota dan dinas keamanan untuk mencari tempat alternatif.
Kota Louvain juga telah mengatakan tidak akan menjadi tuan rumah pertandingan tersebut.
Juru bicara federasi sepak bola Israel, Shlomi Barzel, mengatakan bahwa hal itu menjadi masalah Belgia, bukan Israel.
"Ini adalah masalah Belgia, ini bukan masalah kami," kata Barzel.
Kekhawatiran kemungkinan besar muncul dari serangan di Brussel pada bulan Oktober di mana seorang pria bersenjata membunuh dua penggemar sepak bola Swedia sebelum pertandingan kualifikasi Euro 2024 antara Belgia dan Swedia, meskipun motif serangan itu bukan antisemit.
Prancis dan Italia berada di Grup A2 Nations League yang sama dengan Belgia dan Israel.