Pemerintah Bangun Lab Antidoping di Solo

| 19 Dec 2020 06:25
Pemerintah Bangun Lab Antidoping di Solo
Menpora Zainuddin Amali saat berkunjung ke Rumah Sakit Orthopedi Prof. Dr. R Soeharso, Solo untuk meninjau lahan yang digunakan untuk laboratorium antidoping, Jumat (18/12). (Amalia Putri/era.id)

ERA.id - Kementerian Pemuda dan Olahraga akan membangun Laboratorium Anti Doping di kota Solo. Lokasinya akan menggunakan sebagian lahan milik Rumah Sakit Orthopedi Prof. Dr. R Soeharso, Solo.

Menteri Pemuda dan Olahraga Zainuddin Amali mengatakan laboratorium Antidoping sangat diperlukan. Pasalnya untuk pemeriksaan antidoping selama ini harus mengirimkan sampelnya ke luar negeri.

"Padahal biaya pengiriman sampel ke luar negeri cukup mahal. Selain itu dalam setahun kita bisa mengirimkan hingga ratusan sampel," ucap Zainuddin Amali saat berkunjung di Rumah Sakit Orthopedi Prof. Dr. R Soeharso, Solo, Jumat (18/12).

Diharapkan laboratorium antidoping ini bisa bermanfaat untuk penegakan diagnosa antidoping. Selain itu kedepannya juga diharapkan bisa menjadi rujukan pemeriksaan bagi negara lain.

"Kami membidik negara-negara di Asia Pasifik. Tapi kami tetap fokus melayani dalam negeri," jelasnya.

Untuk sertifikasinya, Kemenpora juga menggandeng World Anti Doping Agency (WADA). Sehingga nantinya hasil pemeriksaannya akan mendapat kepercayaan secara internasional.

"Dengan begitu juga bisa diakui secara internasional dan dipercaya negara lain," kata Zainuddin.

Untuk pembangunannya akan menggunakan lahan milik Rumah Sakit Orthopedi Prof. Dr. R Soeharso. Lokasi ini merupakan usulan dari Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.

"Alasannya kenapa dipilih di Solo, karena sejarahnya, PON (Pekan Olahraga) pertama kali digelar di Solo," ucapnya.

Sementara itu Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Ditjen Yankes Kementerian Kesehatan Dr Rita Rogayah  mengatakan pembangunan akan dimulai pada 2021 mendatang. Laboratorium ini akan menggunakan lahan 700 meter dalam kompleks Rumah Sakit Orthopedi Prof. Dr. R Soeharso, Solo. Sayangnya untuk kebutuhan anggaran hingga saat ini belum dihitung.

"Kami belum pastikan (anggarannya). Sebenarnya wacana ini sudah sejak tahun lalu. Tapi baru terealisasi saat ini karena pandemi," ucapnya.

Rekomendasi