ERA.id - Pihak Twitter menyiapkan pengacara ternama untuk mengajukan tuntutan terhadap CEO Tesla, Elon Musk. Tim kuasa hukum ini mereka siapkan setelah Musk dilaporkan batal membeli saham Twitter.
Menurut laporan Bloomberg, perusahaan telah mempekerjakan Wachtell, Lipton, Rosen & Katz LLP untuk mewakilinya dalam gugatan yang akan datang. Menurut sumber yang menolak menyebutkan namanya, gugatan itu akan diajukan awal pekan ini.
Dengan mempekerjakan Wachtell, Twitter akan memperoleh akses ke pengacara termasuk Bill Savitt dan Leo Strine, yang menjabat sebagai Kanselir Pengadilan di Delaware Chancery Court, di mana kasus tersebut akan disidangkan.
Delaware sendiri merupakan rumah bagi sebagian besar perusahaan publik di Amerika Serikat, termasuk Twitter, dan lebih dari 60 persen perusahaan Fortune 500. Di sana, hakim kanselir, pakar hukum bisnis akan mendengarkan kasus tanpa juri dan tidak dapat memberikan ganti rugi.
Berdasarkan kasus-kasus sebelumnya, upaya untuk mengakhiri kesepakatan dapat dilakukan dalam beberapa bulan. Seringkali kasus tersebut berakhir dengan penyelesaian untuk menghindari perselisihan lebih lanjut.
Sementara itu, Bill Savitt tercatat sebagai kelompok litigator pengadilan kanselir A-list terpilih. Sedangkan Leo Strine yang menghabiskan 20 tahun bekerja di pengadilan Delaware, baru-baru ini menjabat sebagai ketua Mahkamah Agung dan membantu membentuk norma-norma hukum yang akan diuji oleh Musk dengan menghentikan persetujuan untuk mengakuisisi Twitter.
Sebelum menjadi Ketua Mahkamah Agung, ia menjabat di Delaware Court of Chancery sebagai Rektor dari 2011, dan sebagai Wakil Rektor dari 1998.
Di sisi lain, keputusan Musk untuk batal membeli saham Twitter ini disebut karena perusahaan meremehkan jumlah 'bot spam' ini pada layanannya. Padahal sebelum resmi membeli saham Twitter, Musk sudah memberi peringatan agar perusahaan bisa membuktikan adanya 'bot spam' kurang dari 5 persen dari pengguna aktif.
Bulan lalu, Twitter menawarkan Musk akses ke 'firehose', data mentah pada ratusan juta tweet harian, menurut beberapa laporan pada saat itu, meskipun baik perusahaan maupun Musk tidak mengkonfirmasi hal ini.
Twitter mengatakan telah menghapus 1 juta akun spam setiap hari dalam panggilan telepon dengan para eksekutif Kamis selama pengarahan yang bertujuan untuk menjelaskan lebih banyak tentang akun palsu dan bot perusahaan.
Perusahaan juga mengatakan bahwa akun spam mewakili jauh di bawah 5 persen dari basis pengguna aktifnya setiap kuartal. Data pribadi, yang tidak tersedia untuk umum dan karenanya tidak ada dalam data 'firehose' yang diberikan kepada Musk, termasuk alamat IP, nomor telepon, dan lokasi.
Salah satu alasan Twitter tidak memberikan informasi data pribadi tersebut lantaran bisa membantu menghindari kesalahan dalam mengidentifikasi akun asli sebagai spam.
Sejauh ini pihak Elon Musk, Twitter, maupun kuasa hukum kedua belah pihak belum memberikan keterangan apapun terkait rencana gugatan.