PHRI Jabar Tolak Program Sertifikasi CHSE Kemenparekraf: Buang-buang Duit

| 27 Sep 2021 14:23
PHRI Jabar Tolak Program Sertifikasi CHSE Kemenparekraf: Buang-buang Duit
Ketua PHRI Jabar Herman Muchtar (Anda/era.id)

ERA.id - Perhimpuanan Hotel dan Restoran Indonesia Provinsi Jawa Barat (PHRI Jabar) mengkritik keberadaan sertifikasi Cleanliness, Health, Safety, dan Environment (CHSE) yang merupakan standarisasi pelaku ekonomi kreatif dan pariwisata dalam penerapan prokes untuk mencegah penyebaran virus COVID-19,

Menurut PHRI Jabar, pemberlakuan sertifikat CHSE perlu dikaji ulang.

Ketua PHRI Jabar Herman Muchtar, mengatakan biaya per tahun untuk mendapatkan sertifikat tersebut mencapai Rp12 juta per tahun untuk satu hotel.

"Jadi gini, biaya untuk CHSE kepada perusahaan dari pemerintah itu sebesar Rp12 juta rupiah lho, tentu ini benar-benar menghamburkan uang kas negara, sedangkan di Jawa Barat, itu ada 3.000 lebih hotel, lalu puluhan ribu restoran, kemudian ratusan tempat wisata, besar sekali kan, biayanya, apalagi hanya berlaku untuk satu tahun saja," ungkap Herman kepada wartawan via sambungan telepon, Senin (27/9/2021).

Baginya, biaya tinggi tersebut termasuk pemborosan dan tidak efektif. Kalau saja masih tetap ingin diberlakukan, dirinya berharap Sertifikasi CHSE ini dibiayai oleh pemerintah dan bisa berlaku untuk minimal 5 tahun.

"Masa berlaku 1 tahun itu, sangat terbatas sekali, kalau mau sekaligus semua saja. Misal di Jawa Barat dapat 7.500 (CHSE) gitukan sekaligus, masa berlakunya 5 tahun, rasanya akan lebih efektif," ungkapnya.

Saat ini untuk kuota sertifikat CHSE juga terbatas, sedangkan perusahaan yang berlomba-lomba ingin melakukan sertifikasi CHSE sangat banyak.

"Mendapatkannya memang mudah, cuma sekarang anggaran pemerintah sangat terbatas kan, untuk yang program sekarang saja Jawa Barat untuk hotel hanya dapat 160, sedangkan hotel jumlahnya ribuan, belum restoran," paparnya.

Tags : CHSE PHRI
Rekomendasi