Kampanye di Medsos Tak Efektif Dulang Suara untuk Pilkada

| 27 Jun 2018 21:53
Kampanye di Medsos Tak Efektif Dulang Suara untuk Pilkada
Ilustrasi (Pixabay)
Jakarta, era.id - Demi menjaring suara anak muda maupun generasi milenial, sering kali para pasangan calon yang maju dalam pesta demokrasi atau pemilihan umum (pemilu) melirik media sosial (medsos) sebagai sarana  kampanye.

Namun, menurut Direktur LSI Network Adjie Alfarraby menilai, kampanye lewat medsos tak begitu efektif untuk meraih kemenangan. Ia menilai kampanye dengan cara konvensional atau door-to-door masih dirasa lebih efektif meskipun lebih banyak memakan waktu dan tenaga.

"Kalau ditotal, kampanye lewat sosial media atau kampanye langsung sebenarnya lebih efektif melalui kampanye langsung ke bawah. Karena kampanye langsung cenderung punya daya tarik dan pengaruh lebih besar," kata Adjie kepada wartawan di kantor LSI di Graha Dua Rajawali, Rawamangun, Jakarta Timur pada Rabu (27/6/2018).

Meski tingkat jangkauan sosial media lebih tinggi, namun ia menilai pertarungan di ranah itu hanya bisa dinikmati para pengguna internet yang biasanya dari kalangan menengah ke atas.

"Mereka yang mengakses media biasanya mereka yang cenderung secara pendidikan, ekonomi menengah ke atas. Umumnya, mereka tinggal di perkotaan juga," ungkapnya.

Melihat tagar 2019GantiPresiden, apakah berhasil?

Jagat internet akhir-akhir ini juga diramaikan dengan maraknya tagar #2019GantiPresiden. Menjelang pencoblosan Pilkada 2018, tagar tersebut makin ramai. Tagar yang digagas oleh Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera pelan-pelan beranjak ke lingkungan masyarakat secara nyata.

Salah satunya, kaos dengan tulisan tagar #2019GantiPresiden pun muncul saat debat Pilkada Jabar yang lalu. Saat itu pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu sempat mengeluarkan kaos itu di atas panggung dalam acara debat tersebut. Lantas apakah tagar itu berhasil di Pilkada 2018? Menurut Direktur LSI Network ternyata tidak.

"Kalau kita lihat, tagar ganti presiden itu kuat di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Dua-duanya adalah kantong besar dan kalah kan dua-duanya. Artinya calon yang coba hubungkan Pilkada dan Pilpres ini kalah kan," kata Adji.

Sebagai informasi, memang Sudrajat-Ahmad Syaikhu yang sering menggembor-gemborkan #2019GantiPresiden memang kalah di Pilgub Jabar 2018. Pasangan ini kalah dari pasangan Ridwan Kamil-Uu Rizhnul Ulum dengan perolehan suara 27,98 persen berdasarkan hasil hitung cepat LSI Denny JA.

Rekomendasi