Tepat pukul 21.04 WIT, Senin (2/7/2018), Gunung Agung menyeburkan lava panasnya ke angkasa. Lontaran lava pijarnya membumbung setinggi 2 km yang bikin hutan di sebelah barat puncak, terbakar. Dentumannya pun terdengar begitu kencang.
Sejak dua hari lalu, gunung ini memang sedang menggeliat. 30 Juni, terdeteksi asap berwarna putih dengan tinggi 300 meter dari puncak. Tidak ada abu vulkanik kala itu. Padahal dua hari sebelumnya, ada cahaya api di atas kawah menandakan adanya aliran lava.
Kalau mau jujur, peristiwa alam ini teramat indah. Tentunya dengan catatan, kita wajib berada di jarak aman. Sutopo malah sempat mengunggah juga foto erupsi Gunung Agung di bawah pancaran bulan purnama (28/6) lalu.
"Duluan mana adanya, gunung api atau manusia? Saat gunung api erupsi, manusia harus menyesuaikan," tulis Sutopo.
"Menyingkir sesaat agar tidak timbul bencana. Setelah reda, manusia mendapat berkat dari alam," lanjut cuitannya itu.
Buat Sutopo, fenomena alam ini tidak dimiliki oleh banyak negara seperti Indonesia. Malah kalau bisa digarap serius, letusan Gunung Agung bisa menjadi potensi pariwisata yang luar biasa.
"Jika letusan digarap baik, bisa menjadi wisata alam yang langka dan atraktif. Tentu lihatnya di tempat aman," tutup Sutopo.
-
Afair21 Apr 2019 20:31
Semburan Abu Vulkanik Gunung Agung Sampai 6,1 Km
-
Afair21 May 2018 08:05
Merapi Kembali Alami Letusan Freatik
-
Afair27 Nov 2017 17:27
Erupsi Gunung Agung, 50 Ribu Warga Bertahan karena Ternak
-
Afair27 Nov 2017 14:26
Gunung Agung Awas Level 4, Bakal Terjadi Letusan Besar