Rekrut 3.500 Orang Pekerja, Progres Terakhir Proyek Smelter Freeport di Gresik Capai 34,9 Persen pada Juni 2022

| 31 Aug 2022 15:35
Rekrut 3.500 Orang Pekerja, Progres Terakhir Proyek Smelter Freeport di Gresik Capai 34,9 Persen pada Juni 2022
Ilustrasi (Foto: Dok. Antara)

ERA.id - Progres pembangunan proyek fasilitas pemurnian (smelter) tembaga baru PT Freeport Indonesia (PTFI) di Gresik, Jawa Timur, menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, sudah mencapai 34,9 persen pada akhir Juni lalu.

Hal itu dijelaskannya beberapa saat lalu ketika menjalani kunjungan kerja ke kawasan Java Integrated and Industrial Port Estate (JIIPE) Gresik.

Ilustrasi. (Foto: Dok. Setpres)

"Dari yang terukur, progres (pembangunan) lebih cepat dari yang ditargetkan. Sudah mencapai 34,9 persen di akhir Juni 2022, dengan biaya yang dikeluarkan lebih dari US$1,15 miliar," sebut Arifin yang saat itu didampingi Presiden Direktur PTFI Tony Wenas di lokasi pembangunan smelter, dikutip dari keterangan resmi, Sabtu 30 Juli 2022.

Sebanyak 10.500 titik tiang pancang sudah disediakan dan berlanjut dengan pengecoran (concrete pouring) untuk fondasi struktur.

"Ditargetkan akhir tahun 2022 mencapai 50 persen. Kami harapkan di kuartal II 2023 konstruksi udah selesai, terutama proyek smelting eksisting yang ekspansi," jelasnya.

Rekrutmen pekerja sebanyak  3.500 orang

Untuk mendorong pembangunan smelter dengan kapasitas 1,7 juta dry metric ton (dmt) tersebut, rekrutmen pekerja konstruksi sebanyak 3.500 orang sudah diselenggarakan, yang terdiri dari 98 persen tenaga kerja Indonesia, dengan persentase 50 persen diantaranya merupakan tenaga kerja lokal Jawa Timur. Hal ini dilakukan dengan harapan untuk menjaga akselerasi progres tersebut sedini mungkin.

"Proyek pembangunan harus tetap on progress. Untuk itu, kebutuhan tenaga kerja lokal akan dioptimalkan," ujarnya.

Dalam pembangunan smelter tersebut terdapat ekspansi kapasitas pada smelter eksisting sebesar 0,3 juta dmt per tahun oleh PT Smelting, serta pengolahan logam berharga (precious metal refinery) dengan capaian 6.000 ton per tahun.

PTFI sendiri sudah menyediakan investasi untuk belanja modal (capital expenditure) senilai US$3 miliar untuk proyek pembangunan smelter tersebut.

Arifin menyebutkan, percepatan pembangunan pemerintah akan terus didukung pemerintah, salah satu upayanya yaitu dengan adanya pengaturan terkait pertambangan, dan juga regulasi terkait kewajiban hilirisasi.

Perkembangan pembangunan sudah memenuhi target

Dalam kesempatan itu juga, Presiden Direktur PTFI Tony Wenas mengakui perkembangan pembangunan saat ini sudah cukup bagus, dan dan telah memenuhi  dari yang sudah ditargetkan sejak awal, yaitu sebesar 34,3 persen.

"Untuk sekarang yang sudah kami kerjakan adalah beberapa pailing (pondasi tiang pancang) telah terpasang, yakni mencapai 11 ribu dari total 16 ribu pailing atau 65 persen, dengan kongkret pouring mencapai 20 ribu meter kubik, dari rencana total sekitar 220 ribu meter kubik," sebutnya.

Aktivitas pembangunan sampai saat ini dijalankan secara intensif, dengan perusahaan kontraktor PT Ciyoda International Indonesia (CII) yang memilih fokus pemadatan lahan, yang juga dibantu Adhi Karya, beserta beberapa kontraktor lokal lainnya.

Persetujuan masterlist pembangunan smelter sudah diterima oleh Freeport Indonesia dari pemerintah. Untuk teknologi yang diterapkan dan dikembangkan pada pembangunan smelter tersebut berupa Double Flash Smelting & Converting yang sudah diadopsi oleh beberapa negara di dunia, seperti China, India, negara-negara Kawasan Eropa, dan Amerika Serikat.

Sedangkan, produk utama yang dihasilkan pada smelter tersebut yaitu berupa katoda tembaga, emas dan perak murni batangan, Platinum Group Metals (PGM), dan juga asam sulfat, terak, gipsum, timbal sebagai produk sampingan.

Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman

Rekomendasi