Sebab, Mahfud dikenal sebagai negarawan yang banyak mencurahkan pemikirannya untuk persatuan dan kepentingan umat. Selain itu, dia juga memiliki pengalaman di pemerintahan dan bersih dari pelanggaran hukum.
"Pak Mahfud bisa memperkuat Pak Jokowi. Jika dipilih jadi cawapres Pak Jokowi, beliau bisa mempertahankan ritme kerja, seorang pemikir yang berani karena bersih," ujar Sekretaris Umum Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Nasyrul Falah Amru, melalui pernyataan tertulis kepada wartawan, Rabu (11/7/2018).
Dia mengatakan, dengan potensi ini, Mahfud berpeluang menjadi cawapres Jokowi dari kalangan non parpol. Popularitas Mahfud juga terus naik, sosoknya pun lebih mudah diterima semua pihak dibanding Chairul Tanjung atau TGB Zainul Majdi yang saat ini digadang masuk bursa cawapres. Apalagi, TGB dan Chairul Tanjung memiliki pertalian dengan Partai Demokrat.
"Secara penerimaan lebih besar Pak Mahfud dibanding tokoh seperti TGB atau Chairul Tanjung," ujar Bendahara Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tersebut.
Meski demikian, Gus Falah menyerahkan keputusan mengenai pendamping Jokowi kepada Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Menurut dia, Megawati dan Jokowi pasti sudah melakukan komunikasi intens dalam memilih figur yang terbaik untuk menyejahterakan rakyat.
"Ibu Megawati pasti sudah berkomunikasi dan memberi masukan pada Pak Jokowi. Komunikasi keduanya yang akan menentukan siapa figur terbaik yang menjadi cawapres nanti," ungkap Gus Falah.