Jakarta, era.id - Partai Amanat Nasional (PAN) akan menggelar rapat kerja nasional (Rakernas), dengan agenda menentukan arah dukungan PAN pada Pilpres 2019 antara Joko Widodo (Jokowi) atau Prabowo Subianto.
Rapat tersebut dimulai pukul 12.30 WIB, bertempat di DPP PAN, Jalan Senopati, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (9/8). Seluruh DPW, DPC, sayap partai dan pengurus partai akan memutuskan dukungan pada Pilpres 2019.
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan mengatakan bahwa baik Jokowi atau Prabowo yang akan dipilih, tujuan utamanya agar partainya tetap aman di parlemen pada 2019 mendatang.
"Kalau yang ini perlu saya jawab, bagi ketua umum partai itu yang paling penting itu PANnya kokoh. Kemudian DPRnya nambah kursi itu yang paling penting, itu nomor 1," kata Zulkifli, saat ditemui di rumah dinasnya di Komplek Widya Candra IV, Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (8/8/2018).
Lebih lanjut, Zulkifli menilai, semua partai politik pasti mempunyai kepentingan, salah satunya menjaga agar partainya lolos dari ambang batas parlemen yang ada di angka empat persen.
"Kuat, kokoh, kompak, running untuk DPR, legislatif kursinya naik. Nah, itulah ukurannya partai politik jangan sampai bisa saja ya dukung presiden misalnya, kursinya nggak lolos gimana? Jadi, kalau buat partai politik, siapapun pasti yang paling penting, yang dipilih itu adalah partai yang kuat, kokoh, (kursi) DPR-nya banyak. Apalagi syaratnya sekarang empat persen kan," terangnya.
Di sisi lain, Zulkifli mengungkap, pertemuan ekslusifnya dengan Presiden Jokowi yang berlangsung beberapa kali pertemuan tersebut guna membahas agar parlemen tak terpecah karena pembagian jatah.
"Saya datang kemarin, saya ingin pak presiden pak Jokowi memberikan legacy setelah pilpres nanti, DPR nggak berantem lagi. Kemarin dua tahun berantem gara-gara ketua komisi. Dua tahun coba bayangi, nah saya berharap ini jangan lagi," tuturnya.
"DPR terpilih nanti yang menang jadi ketua, yang besar-besar, yang sedeng-sedeng, yang kecil ya dapetnya kecil, udah langsung kerja. Paling sebulanlah atur ini komisi, ketua, ketua DPR, sebulan selesai jangan lagi kaya tahun lalu. Koalisi ini, koalisi itu, MD3, dua tahun kita berantem," lanjutnya.