Krisis Turki Dikhawatirkan Berdampak ke Indonesia

| 14 Aug 2018 16:53
Krisis Turki Dikhawatirkan Berdampak ke Indonesia
Ilustrasi (Pixabay)
Jakarta, era.id - Krisis moneter yang terjadi di Turki dikhawatirkan berdampak buruk terhadap capaian realisasi investasi di Indonesia pada semester kedua 2018 menyusul gejolak mata uang di negara-negara berkembang selama triwulan kedua.

"Kami prihatin ini membawa dampak untuk prospek bagi investasi di triwulan ketiga dan keempat tahun ini," kata Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong, seperti dilansir Antara, Selasa (14/8/2018).

Baca Juga: Rupiah Keok, Dolar AS Tembus Rp14.468

Realisasi investasi di sepanjang semester I-2018 mencapai Rp 361,6 triliun. Angka itu tumbuh 7,4 persen dibanding realisasi investasi di semester I-2017 sebesar Rp 336,7 triliun. Namun pertumbuhannya mengalami perlambatan, sebab di semester I-2017 tumbuh 12,9 persen.

Sementara realisasi penanaman modal di triwulan II-2018 (April-Juni) sebesar Rp176,3 triliun. Angka itu turun dibanding realisasi investasi triwulan I-2018 (Januari-Maret) sebesar Rp185,3 triliun.

Menurut Thomas, pengaruh krisis moneter di Turki yang mengakibatkan depresiasi rupiah terjadi melalui pasar uang dan pasar modal. Tak hanya itu faktor eksternal juga cukup mempengaruhi psikologis investor asing. 

"Capital outflow (penarikan modal) itu mekanisme yang terjadi di negara berkembang seperti Argentina dan Turki, serta berdampak kepada negara berkembang lainnya seperti India, Indonesia, dan Filipina," katanya.

Thomas meyakini, pemerintah tidak akan tinggal diam menghadapi perkembangan yang terjadi di pasar modal. Terlebih untuk menarik kembali investor asing untuk masuk kembali ke Indonesia. 

"Yang sudah berjalan konkret adalah upaya yang gencar soal B20 dan pemerintah sudah menghitung itu punya potensi menghemat 6 miliar dolar AS per tahun," katanya.

Tak hanya itu, Thomas juga memperkirakan, krisis ekonomi di Turki juga akan memberikan pengaruh pada realisasi investasi PMA di triwulan III dan IV 2018. Thomas pun mengingatkan kepada pemerintah agar berhati-hati dalam mengambil kebijakan. 

"Saya sangat menghargai Presiden dan Menkeu atas kebijakan-kebijakan istimewa seperti ini yang bisa mengurangi ketergantungan pada impor," ucapnya.

"Investasi-investasi di hulu industri yang bisa mengurangi ketergantungan impor bahan baku, menurut saya, jelas layak diberikan insentif istimewa apalagi di kondisi begini di mama pasar harus melihat tindakan realistis yang meningkatkan ekonomi jangka panjang," jelas Thomas.

Rekomendasi