Peneliti Senior LSI Denny JA, Adjie Alfaraby bilang, meski Prabowo hanya unggul di pemilih terpelajar, namun rata-rata para pemilih tersebut merupakan opinion leader atau pembentuk opini di masyarakat.
Perlu kamu ketahui, untuk kantong suara kaum terpelajar yang populasi suaranya 10 persen, Jokowi mengantongi 40 persen suara, sedangkan Prabowo unggul 44,5 persen.
"Memang kecil, tapi ingat bahwa mereka adalah influencer atau penggiring opini, di sini Jokowi kalah," kata Adjie di Kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (21/8/2018).
Konferensi pers survei LSI Denny JA. (Leo/era.id)
Adjie mengatakan, tidak menutup kemungkinan para kaum terpelajar tersebut akan memberi dampak signifikan terhadap perolehan suara Prabowo-Sandi. Dengan waktu delapan bulan ini, besar kemungkinan Prabowo dapat mengembalikan keadaan dan meraup kantong-kantong suara Jokowi.
"Pilpres 2019 tinggal 8 bulan lagi, masih cukup waktu untuk bermanuver. Strategi dan isu yang tepat bisa menjaga peluang kedua kandidat," ungkapnya.
Adjie menilai, dipilihnya Ma'ruf sebagai cawapres Jokowi guna mengisi lubang sentimen keumatan yang dinilai sebagai kelemahan di kubu Jokowi. Namun, Adjie menekankan meski lubang ini berhasil ditutup bukan berarti Jokowi meraih suara umat muslim. Kehadiran Ma'ruf menurutnya tidak memberi efek siginifkan terhadap elektabilitas Jokowi.
"Dukungan tokoh Islam akan mengurangi sentimen tapi belum tentu bisa menarik suara muslim," ujar Adjie.
Sebelumnya, LSI melakukan survei nasional pada 12 Agustus-19 Agustus 2018. Pengumpulan data dilakukan terhadap responden 1.200 adapun metode yang digunakan adalah multistage random sampling. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara tatap muka dengan margin error 2,9 persen.
Hasil survei tersebut menujukan Jokowi menang telak atas Prabowo di lima kantong meliputi suara muslim, non muslim, perempuan, wong cilik dan milenial