Cak Nun soal Ucapan Jokowi adalah Firaun: Itu Bisa Jadi Hidayah atau Saya Disesatkan Iblis

| 18 Jan 2023 11:47
Cak Nun soal Ucapan Jokowi adalah Firaun: Itu Bisa Jadi Hidayah atau Saya Disesatkan Iblis
Budayawan Emha Ainun Najib alias Cak Nun. (Wawan/ERA.id)

ERA.id - Budayawan Emha Ainun Najib alias Cak Nun menyinggung ramainya pro kontra soal ucapannya di sebuah video tentang Presiden Jokowi layaknya Firaun.

Menurutnya, ucapan tanpa rencana itu sebentuk ujian dari Allah dan berharap merupakan suatu hidayah.

Hal itu disampaikan di tengah pengajian Mocopat Syafaat di Tamantirto, Kasihan, Bantul, Rabu (17/1/2023) malam, yang berlangsung selama lebih dari  4 jam.

“Saya sendiri yang keblondrok (berlebihan). Saya dikasih ujian oleh Allah luar biasa. Meneng-meneng aku ngomong hal Firaun dan itu saya kesambet. Aku ora duwe (tak punya) rencana. Moro-moro cangkemku mak pecotot (tiba-tiba mulutku bicara) Firaun, Haman, Qorun. Itu di luar rencana dan sama sekali di luar kontrol saya,” kata Cak Nun.

Ia juga menjelaskan telah membuat video penjelasan soal itu yang berjudul 'Mbah Nun Kesambet'. “Kesambet itu diangslupi (dimasuki) sesuatu, bisa iblis, bisa malaikat, bisa apa saja dari Allah,” lanjutnya.

Cak Nun menyatakan ucapan itu bisa menjadi petunjuk, tapi bisa juga bukan. “Mak bedunduk itu kita dapat hidayah atau saya disesatkan iblis atau dielu-elukan Dajjal, kita belum tahu. Nanti kita lihat seperti apa. Kalau hidayah berarti ini Allah sengaja mecototke cangkemku. Nanti ada dialektika, metabolisme, atau proses yang tidak kita duga-duga.”

Ia berharap bahwa ucapan itu sebentuk hidayah lantaran selama ini telah tawakal dan menggelar pengajian dan membimbing masyarakat dalam kehidupan berbangsa. Pengajian itu digelar secara ikhlas tanpa bayaran selama bertahun- tahun.

“Ini kita serius. Kita ndak main-main. Setiap bulan 23 tahun saya ke sini, ke Semarang, Jakarta. Tidak ada yang membiayai dan kasih honor,” kata dia.

“Kurang piye aku duduhke (kurang apa aku menunjukkan) perjuanganku untuk menunjukkan ke masyarakat kualitas berbangsa bernegara. Di puncak itu, saya malah kesambet.”

Cak Nun lantas menyinggung perlawanannya pada Presiden Suharto dan pertemuannya dengan Presiden Gus Dur usai lengser. “Aku guyon, tapi aku ga dolanan. Saya melawan, tapi tidak melawak,” kata dia.

Namun perjuangan panjang itu, kata dia, justru bermuara pada ucapan Firaun tersebut. “Saya dinesoni (dibenci) wong sak Indonesia, sak donya (dunia). Saya tawakal saja, saya tidak marah, tidak punya kebencian pada yang menghina saya. Ini ujian terberat dari Allah,” katanya.

Cak Nun pun meminta jemaah pengajiannya mendoakannya dan berharap ucapan tersebut menjadi hidayah Allah. “Mestinya logikanya kita disayang Allah. Sehingga itu hidayah, mudah-mudahan. Kalau Allah tidak mengizinkan aku, ora mecotot kui (tidak terucap itu). Saya terserah pada Allah dan siap menghadapi segalanya,” paparnya.

Rekomendasi