Hal itu diungkapkan Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia sekaligus pengamat politik, Hanta Yuda. Hanta menilai, tidak bisa penyelesaian langsung lompat dengan mengganti Novanto di kursi tertinggi DPR.
"Harus ada verifikasi, karena persoalannya posisi ketua DPR ini kan berkaitan dengan partai. Sementara, masalah di internal Golkar kan belum beres,” tutur Hanta di Hotel Manhattan, Jakarta, Minggu (10/12/2017).
Hanta menambahkan, Golkar harus menyelesaikan permasalahan sesuai dengan koridor dan langkah yang seharusnya. Hal itu, lanjut Hanta, bisa diawali dengan musyawarah nasional luar biasa (munaslub). Setelah itu penentuan ketua definitif, baru pemilihan Ketua DPR.
Hanta menyarankan partai identik kuning ini membereskan masalah internal dulu baru membawa ke ranah DPR. "Jadi, kita tunggu saja proses di internal Golkar sendiri dahulu," tutupnya.
Setelah Setya Novanto ditahan KPK, kursi Ketua DPR otomatis kosong. Dikabarkan, Novanto menyerahkan surat pengunduran diri dan menunjuk Aziz Syamsudin untuk menggantikannya. Namun, pihak Golkar masih belum berencana membahas pengunduran diri Novanto.