Dilansir Antara, sebanyak 42 persen perusahaan Jerman yang berbisnis di AS mengatakan pasar AS menjadi kurang menarik bagi mereka. Sementara itu, 18 persen perusahaan Jerman dan enam persen perusahaan AS mengatakan bahwa mereka telah mengurangi rencana investasi mereka di negara lain sejak pecahnya konflik perdagangan.
"Hasilnya menunjukkan di satu sisi seberapa dekat dan tangguh hubungan ekonomi antara AS dan Jerman, dan pada saat yang sama survei adalah sinyal peringatan," kata kepala American Chamber of Commerce, Frank Sportolari, Rabu (29/8/2018).
"Bisnis membutuhkan keandalan, transparansi, dan di atas semua itu peta jalan untuk menyelesaikan konflik perdagangan antara UE dan AS," tambah Sportolari.
Kurs dolar AS sendiri dalam neraca perdagangan saat ini, masih bervariasi terhadap mata uang utama negara lain. Hal ini menjadi pertimbangan kalangan investor untuk mengajukan sejumlah data ekonomi terbaru.
Di mana, kepercayaan konsumen AS pada Agustus naik ke level tertinggi sejak Oktober 2000, dengan Indeks Kepercayaan Konsumen The Conference Board berdiri di 133,4, naik dari 127,9 pada Juli.
Sementara, Indeks Harga Rumah Nasional NSA dari S&P CoreLogic Case-Shiller, yang mencakup sembilan divisi Sensus AS, melaporkan kenaikan tahunan 6,2 persen pada Juni, turun dari 6,4 persen pada bulan sebelumnya.
Selain itu indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,07 persen menjadi 94,71 pada akhir perdagangan. Di mana pada perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1696 dolar AS dan pound Inggris turun menjadi 1,2867 dolar AS pada sesi sebelumnya.
Lalu, dolar Australia yang jatuh ke 0,7335 dolar AS dari 0,7346 dolar AS. Sedangkan dolar AS dibeli 111,21 yen Jepang, lebih tinggi dari 111,10 pada sesi perdagangan sebelumnya. Belum lagi dolar AS yang merosot ke 0,9766 franc Swiss, dan turunnya dolar Kanada ke angka 1,2931.