Pencak Silat Dianggap Turunkan Suhu Politik Nasional

| 30 Aug 2018 09:31
 Pencak Silat Dianggap Turunkan Suhu Politik Nasional
Sejumlah tokoh menonton final pencak silat Asian Games 2018. (Foto: www.asiangames2018.id)
Jakarta, era.id - Sekretaris Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Kerja (KIK) Hasto Kristiyanto mengatakan, kehadiran Presiden Jokowi, Wapres Jusuf Kalla, Presiden kelima Megawati Soekarnoputri, Ketua IPSI Prabowo Subianto, Menko PMK Puan Maharani, dan MenPAN-RB Syafruddin dalam laga Pencak Silat Asian Games 2018 menjadi kejutan dan gambaran nyata bagaimana olahraga untuk nama baik bangsa telah menyatukan para pemimpin.

Kata dia, olahraga pencak silat mampu membuat perpolitikan Indonesia yang sempat panas menjadi sejuk. Sebab, dalam olahraga seperti ini, semuanya berjuang untuk negara tanpa membedakan suku, agama, warna kulit, maupun status sosial.

Baca Juga : Prabowo Kalungkan Medali Emas Pesilat Asian Games 2018

Dia menambahkan, dalam pertandingan tersebut, dapat dilihat, semua pimpinan nasional bersatu, apapun partai dan calon presidennya. Sama seperti olahraga yang mengajarkan sportivitas, kejujuran, unjuk prestasi, dan ketaatan pada aturan main dan semangat inilah yang menurutnya harus ada dalam dunia politik.

"Mereka yang melakukan kecurangan, kampanye hitam, dan ujaran kebencian, termasuk hoaks, sama saja dengan mematikan keadaban bangsa dan sudah selayaknya dihukum oleh 'wasit politik', yaitu rakyat Indonesia. Rakyatlah yang bertindak sebagai wasit dan hakim pemilu yang paling adil," kata kata Hasto dalam keterangan tertulisnya, Kamis (30/8/2018).

Perlu diketahui juga, KIK merupakan pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin pada Pemilu Presiden 2019. Nantinya, pasangan Jokowi-Ma'ruf akan melawan pasangan Prabowo-Sandiaga Uno yang diusung koalisi dari Partai Gerindra, PKS, PAN dan Partai Demokrat.

Di sisi lain, KIK, kata Hasto, akan meneladani olahraga pencak silat dalam memenangkan pasangan yang diusungnya, Joko Widodo-Ma'ruf Amin pada Pemilu 2019. Baginya, yang terpenting dalam Pilpres nanti adalah berkonsentrasi pada nama harum Indonesia. 

"Marilah bersatu dalam Pancasila, dan berkomitmen menolak berbagai sekat pemecah belah. Sekiranya kita bersatu dan terus kedepankan prestasi, maka bangsa Indonesia bisa bergerak cepat menuju kemajuan di segala bidang kehidupan. Setiap energi negatif berupa hoaks, akan memerlambat kemajuan. Jokowi-Kya Ma’ruf Amin lebih memilih cara yang membawa kemajuan tersebut,” kata Hasto.

Baca Juga : Pencak Silat Satukan Jokowi dan Prabowo

Pencak silat, menurut Hasto, adalah olahraga yang otentik dan menampilkan watak Indonesia. Olahraga ini pula telah memperkuat kesadaran betapa pentingnya mengangkat hal-hal yang menyentuh orisinalitas kebangsaan termasuk dalam politik. Menurut Hasto, politik olahraga adalah cerminan dari dunia politik di Indonesia.

"Di sini makna kepribadian Indonesia mampu menembus keluar, membawa nama harum Indonesia. Politik olahraga itulah yang seharusnya menjadi cermin dalam jagad politik Indonesia yang seringkali diwarnai kepentingan sempit kekuasaan yang menghalalkan segala cara," kata dia.

Kemarin, Rabu (29/8/2018), keakraban antara dua calon presiden Pemilu Presiden 2019 ditunjukkan saat menghadiri final pertandingan pencak silat Asian Games di Padepokan Pencak Silat.

 

Dua calon presiden itu, Joko Widodo dan Prabowo Subianto, melakukan foto bersama pesilat peraih emas di kelas B (50-55kg) Wewey Wita setelah mengalahkan atlet Vietnam Thi Them Tran. Medali emas yang didapatkan Wewey adalah yang ke-30 untuk Indonesia. 

Jokowi hadir sebagai Presiden RI, sedangkan Prabowo mewakili Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI).

Peristiwa keakraban ini terjadi setelah medali emas dikalungkan di leher Wewey. Saat itu, Jokowi mengeluarkan ponsel pintarnya. Dia kemudian tampak mengarahkan gaya Wewey dan Prabowo. Setelah itu mereka berfoto bersama. 

Keakraban Jokowi-Prabowo tak hanya ditampakkan saat itu saja. Sebelum pertandingan Wewey, Jokowi-Prabowo berpelukan dengan Hanifan Yudani Kusumah sebagai selebrasi kemenangannya.

Hanifah merupakan peraih emas untuk cabor pencak silat kategori putra kelas C (55-60kg). Momen ini dianggap puncak cairnya kondisi politik nasional. Lantaran keduanya adalah rival yang akan bertarung pada Pilpres 2019 nanti.

??????

 

Rekomendasi