Diguyur Hujan, Massa Sambangi Kedubes AS

| 11 Dec 2017 18:07
Diguyur Hujan, Massa Sambangi Kedubes AS
Massa dari Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam (Hima Persis) melakukan aksi bela Palestina. (LEO/era.id)
Jakarta, era.id - Hujan deras tak menyurutkan niat Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam (Hima Persis) melakukan aksi bela Palestina di depan kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS), Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta.

Di tengah guyuran hujan dan angin kencang, massa menyerukan Presiden AS Donald Trump untuk menarik ucapannya yang menyebut Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Massa juga mengecam langkah Trump memindahkan kedutaan besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem. 

"Sangat arogan (Amerika) Donald Trump. Sebagai posisi apa menyatakan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel?" kata Kordinator Hima Persis Suwardi di depan Kedubes AS, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (11/12/2017). 

Massa Hima Persis yang berorasi sekitar pukul 16.00 WIB itu turut menyampaikan permintaan ke Presiden Joko Widodo agar memutus hubungan diplomatik dengan AS dan Israel. 

"Kita menyerukan kepada Presiden Indonesia untuk memutuskan diplomasi kepada Amerika dan Israel," sebut Suwardi.

Massa Hima Persis yang sudah basah kuyup, kemudian meneriakan seruan agar mahasiswa dan rakyat Indonesia mengawal Palestina dalam memperjuangkan hak-haknya untuk lepas dan merdeka dari genggaman Israel.

Trump membuat pengakuan mengejutkan dengan menyatakan Yerusalem merupakan Ibu Kota Israel pada Kamis (8/12). Selain Indonesia, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menyebutkan keputusan tersebut bertentangan dengan hukum internasional dan resolusi PBB. 

Raja Salman juga sempat menghubungi Trump seraya mengatakan pengakuan tersebut merupakan provokasi mencolok terhadap seluruh umat muslim di dunia. 

Israel dan Palestina memang telah lama memperebutkan Yerusalem. Kota yang dijaga oleh tiga agama Sanawi, yakni Yahudi, Kristen dan Islam itu akhirnya diambil alih Israel saat perang Timur Tengah pada 1967 silam.

Sejak saat itu Israel mengakui Yerusalem sebagai bagian dari mereka meski masyarakat Inhternasional tidak pernah melegalkan hal tersebut.

Tags :
Rekomendasi