Sejarah Hari Film Nasional yang Selalu Diperingati Tiap Tanggal 30 Maret

| 30 Mar 2023 18:07
Sejarah Hari Film Nasional yang Selalu Diperingati Tiap Tanggal 30 Maret
Sejarah hari film nasional (unsplash)

ERA.id - Hari Film Nasional dirayakan setiap tanggal 30 Maret di Indonesia. Menariknya, sejarah Hari Film Nasional di Indonesia sudah dimulai pada tahun 1950, jauh sebelum era Netflix dan Webseries rumah bukan?

Perayaan hari film bertujuan untuk menghormati peran film sebagai bagian penting dari budaya Indonesia. Selain itu, peringatan hari film juga sebagai upaya untuk mempromosikan industri film Indonesia ke seluruh dunia.

Sejarah Hari Film Nasional

Hari Film Nasional dirayakan di Indonesia setiap tahunnya pada tanggal 30 Maret. Hari tersebut juga menjadi sebuah peringatan hari pengambilan gambar pertama dari film Darah dan Doa, yang secara luas dianggap sebagai film Indonesia pertama.

Any Day Guide mencatat sejarah perfilman Indonesia sendiri berawal dari zaman penjajahan Belanda. Bioskop pertama di Hindia Belanda muncul pada tahun 1900-an.

Bioskop-bioskop pada masa Hindia-Belanda dibuka oleh studio asing yang mengimpor film bisu dan film dokumenter dari Amerika Serikat dan Eropa.

Kemudian film-film pertama yang diproduksi di dalam negeri di Hindia Belanda adalah film dokumenter tentang kehidupan dan alam Indonesia, namun film-film tersebut kurang menarik perhatian dibandingkan dengan film impor.

Film pertama yang diproduksi di dalam negeri di Hindia Belanda adalah Loetoeng Kasaroeng, sebuah film bisu yang diadaptasi dari cerita rakyat Sunda tentang seorang putri yang jatuh cinta pada seekor lutung (sejenis kera).

Film Loetoeng Kasaroeng pertama kali diputar pada tanggal 31 Desember 1926 dan menandai dimulainya era sinema klasik Indonesia.

pada masa penjajahan jepang film digunakan sebagai alat propaganda (unsplash)

Kemudian selama Perang Dunia II, penjajah Jepang di Indonesia mengkooptasi industri film lokal sebagai alat propaganda.

Satu-satunya film yang dibuat di Indonesia selama masa pendudukan adalah film pendidikan dan film propaganda tentang anak-anak lokal yang belajar bahasa Jepang dan wajib militer.

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia dan kemenangan Revolusi Nasional Indonesia, Soekarno melarang impor film asing karena ia berniat untuk menggunakan industri film Indonesia untuk tujuan ideologis.

Betapapun kontroversialnya keputusan Soekarno  tersebut, namun hal tersebut malah memberikan dorongan bagi perkembangan produksi film di negara yang baru saja merdeka ini.

Di antara film-film pertama yang dirilis di Indonesia merdeka adalah Gadis Desa yang disutradarai oleh Andjar Asmara dan Tirja yang disutradarai oleh Usmari Ismail. Namun, kedua film ini tidak dianggap sebagai film Indonesia yang sesungguhnya karena diproduksi oleh studio milik Belanda.

Segera setelah perilisan film Tirja, Ismail mendirikan studio film Indonesia pertama dan menyutradarai Darah dan Doa, yang secara luas dianggap sebagai film "nasional" pertama Indonesia.

Darah dan Doa yang dirilis dengan judul The Long March di luar Indonesia adalah sebuah film perang yang bercerita tentang Divisi Siliwangi dan perjalanannya dari Jawa Tengah ke Jawa Barat pada masa revolusi.

Produksi film Darah dan Doa sempat mengalami kendala: pertama-tama sutradara harus mencari dana tambahan, dan kemudian film ini harus menjalani sensor karena materi film ini dianggap kontroversial.

Pada akhirnya, film ini diterima secara negatif oleh para kritikus dalam negeri dan gagal di box office. Namun, analisis retrospektif terhadap Darah dan Doa lebih positif karena kontribusi Ismail terhadap perkembangan industri film Indonesia. Ismail bahkan terkadang disebut sebagai bapak perfilman Indonesia.

Anggota komunitas film Indonesia mulai merayakan hari pertama pengambilan gambar film tersebut, 30 Maret, sebagai Hari Film Nasional pada tahun 1950.

Dalam beberapa tahun terakhir, industri film Indonesia telah berkembang pesat dan berhasil memproduksi film-film berkualitas yang berhasil meraih prestasi di level nasional dan internasional.

Perayaan Hari Film Nasional kini menjadi kesempatan yang penting bagi masyarakat Indonesia untuk menghargai, mempromosikan, dan mendukung industri film Indonesia.

Selain , ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman

Rekomendasi