"Itu sudah dibahas dari awal, kemudian kami mengharapkan pada panitia. Mengantisipasi animo ini bukan hanya aparat keamanan di setiap lini, yah, tetapi ada sarana alternatif solusi memecah kerumunan masa," kata Kapolrestabes Bandung Kombes Pol. Irman Sugema di Bandung, Selasa (25/9/2018).
Tensi pertandingan diprediksi akan berjalan panas. Apalagi, kata Irman, hubungan antara pendukung Persib maupun Persija dikenal tidak akur. Beberapa hari sebelum pertandingan, polisi sudah berkoordinasi dengan panpel, manajemen, dan bobotoh agar bisa menjaga iklim kondusif, baik sebelum maupun setelah laga berakhir.
Polisi pun meminta agar panitia penyelenggara memasang enam layar lebar untuk memecah konsentrasi massa. Panpel sudah menyetujui akan menyediakan layar lebar. Namun, realisasinya tidak ada satu pun yang terpasang.
"Nah, itu tentu menjadi bahan evaluasi. Mengapa? Atas apa yang sudah disepakati tetapi tidak direalisasikan oleh pihak panitia," katanya.
Irman mengatakan bahwa saat pertandingan berlangsung, stadion yang hanya memiliki kapasitas sekitar 38.000 orang malah dibanjiri oleh penonton. Diperkirakan penonton yang datang hingga 100.000 orang.
Baca juga: 'Meneladani' Kemandirian dan Keteguhan Edy Rahmayadi
Menurut dia, jika layar lebar itu ada, bukan tidak mungkin konsentrasi massa akan terpecah, terutama yang memaksakan diri datang ke stadion meski tidak memiliki tiket.
"Ini menjadi bahan evaluasi ke depan dalam pelaksanaan. Kalau sarana menonton ada, mungkin mereka akan menonton tidak akan melakukan itu," katanya.
Ia menegaskan bahwa tugas pengamanan bukan hanya menjadi tanggung jawab aparat keamanan, melainkan seluruh pihak harus turut bertanggung jawab dalam menjaga iklim kondusif.
"Pihak-pihak terkait juga diharapkan bekerja sama dan bertanggung jawab. Ke depan pelaksanaan menjadi lebih baik, tidak saling lepas tanggung jawab. Dengan demikian, semua bisa diantisipasi secara maksimal," katanya.
Baca juga: Mudah-mudahan Haringga Sirla adalah Korban Terakhir
Diambil dari Twitter milik Persija