"Kalau diperbolehkan dan tidak dilarang oleh Undang-Undang, kami berencana untuk secara masif memasang foto Pak Harto di spanduk, banner, baliho dan videotron se-Indonesia maupun Kabupaten/Kota," kata Sekjen Partai Berkarya Priyo Budi Santoso dalam sebuah diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (28/9/2018).
Keyakinan Partai Berkarya untuk menjual sosok Soeharto bukan tanpa alasan. Menurut Priyo, Soeharto merupakan sosok pemimpin yang tegas dan menyelamatkan bangsa dari krisis ekonomi saat menjabat. Namun, ia tak menutup bahwa dalam kepemimpinannya, Soeharto pernah memiliki kesalahan.
"Sebagai pemimpin kadang kala ada kekurangan. Siapapun pemimpin pasti ada sisi kekurangan, tapi tidak mengurangi jasa yang luar biasa dari Pak Harto termasuk, ketegasan kepemimpinan beliau dalam menumpas G30S/PKI," ujar dia.
Baca Juga : Titiek Tepis 'Gosip' dengan Prabowo
Pendiri Partai Berkarya Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto (Infografis/era.id)
Priyo melanjutkan, partainya memandang ada dua putra terbaik bangsa yang dihormati, yakni Soekarno dan Soeharto. Namun, jika ada pihak yang hanya mengidolakan Soekarno, ia tak mempermasalahkanya.
"Dengan segala risiko, orang akan mengkritik. Tapi, hak kami menyampaikan itu. Kami akan memanen simpati dari sebagian masyarakat yg mencintai Pak Harto. Hasil dari survei terakhir telah meletakkan pada kepemimpinan Pak Harto sebagai presiden gilang-gemilang di negara ini," ungkapnya.
Selain itu, ia juga meyakini sosok Pak Harto dapat menaikkan elektabilitas partai. Partai Berkarya menargetkan 80 kursi DPR RI atau masuk dalam lima besar.
Baca Juga : Merapatnya Menteri ke Kubu Jokowi-Ma'ruf Dikritisi
Sementara itu, pengamat politik Indo Barometer M. Qodari menyebut bahwa langkah Partai Berkarya yang akan memasang foto Pak Harto merupakan langkah yang menarik. Namun, dia mengingatkan meskipun banyak orang mengagumi Pak Harto cukup besar, tidak berasosiasi kepada Tommy Soeharto maupun Partai Berkarya.
"Tidak mudah mengaitkan diri dengan Presiden ke-2 RI Soeharto. Paling mudah adalah dengan membesarkan anak Soeharto dahulu karena kalau langsung ke parpol akan sulit," ujarnya.
Memperkuat asosiasi Tommy sebagai Ketua Umum Partai Berkarya dengan Pak Harto, menurut dia, tidak mudah membangun asosisasi tersebut karena Pak Harto punya karakteristik tersendiri.