Dolar AS Kian Perkasa di Rp15.071

| 02 Oct 2018 16:54
Dolar AS Kian Perkasa di Rp15.071
Ilustrasi dolar (Pixabay)
Jakarta, era.id - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) belum menunjukkan perlawanan. Sore ini lajunya kian pesat hingga Rp15.071 per dolar AS.

Mengutip data perdagangan Reuters, Selasa (2/10/2018), dolar AS pada pukul 16.45 WIB berada di level Rp15.029 dengan angka tertingginya Rp15.071. Bukannya menurun, lajunya dolar AS cenderung terus menanjak.

Dilansir Antara, Ekonom Bank Permata, Joshua Pardede mengatakan penguatan dolar AS terjadi menguat secara luas (broadbased) diikuti dengan kenaikan imbal hasil obligasi Pemerintah AS terkait tenor 10 tahun (US-Treasurry Bill).

Capture grafik kenaikan dolar AS (Reuters)

(Ilustrasi Istimewa)

Tak hanya itu, isu perang dagang antara China dengan AS juga ikut berpengaruh bersamaan dengan perjanjian perdagangan antara Kanada dan Meksiko yang mengisyaratkan pembatasan barang-barang dari Tiongkok.

"Akhirnya penguatan dolar AS terjadi diikuti oleh kenaikan yield US-Treasury," ujar Joshua.

Di samping itu, harga minyak dunia sedang menunjukkan tren menanjak. Hal itu menjadi sentimen negatif bagi negara-negara net importir minyak seperti Indonesia karena berpotensi memperbesar defisit transaksi berjalan.

Hingga kuartal II 2018, defisit transaksi berjalan Indonesia sudah mencapai tiga persen dari Produk Domestik Bruto. Adapun harga minyak dunia mencapai level 75 dolar AS per barrel untuk WTI dan menembus level 85 dolar AS per barel untuk jenis brent.

"Indeks Pasar juga terkoreksi 0,4 persen pada sesi pagi ini," ujar Joshua.

Joshua memandang pelemahan rupiah ini hanya bersifat sementara. Kebijakan pengendalian impor dan juga upaya menambah devisa dari sektor pariwisata akan turut memperkuat nilai tukar rupiah dalam beberapa waktu ke depan.

Hal itu juga ditambah penerapan transaksi valuta asing (valas) berjangka domestik atau Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF) oleh Bank Indonesia. Transaksi DNDF adalah transaksi derivatif valuta asing (valas) terhadap rupiah yang standar (plain vanilla) berupa transaksi forward (berjangka) dengan mekanisme fixing yang dilakukan di pasar domestik.

Rekomendasi