Berawal dari kebingungan Ratna yang baru saja mendapati wajahnya lebam-lebam pasca menjalani operasi plastik. Ia tak kuasa untuk mengatakan kebenaran kepada keluarganya.
"Selama seminggu lebih cerita itu hanya berputar-putar di keluarga saya dan hanya untuk kepentingan saya berhadapan dengan anak-anak saya," ungkap Ratna Sarumpaet saat jumpa pers di rumahnya, Jalan Kampung Melayu Kecil V/24, Bukitduri Jakarta Selatan, Rabu (3/10/2018).
Baca juga: Emil Mau Ratna Sarumpaet Minta Maaf ke Warga Bandung
Gayung bersambut, kabar penganiayaan yang dialami Ratna sampai ke telinga Fadli Zon yang meminta kasus ini untuk diusut. Terlebih ia juga merupakan juru kampanye nasional pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
"Cerita saya dipukuli sampai membuat Fadli Zon ke sini, cerita itu yang sampai ke dia. Bahkan ketika ada beberapa peristiwa yang membawa Pak Prabowo, orang yang saya perjuangkan cita-citanya mengorek kejadian apa yang terjadi. Saya juga masih menceritakan kebohongan itu," papar Ratna.
Atas kejadian itu, Ratna menganggap dirinya sebagai pencipta hoaks terbaik saat ini karena telah menghebohkan sebuah bangsa. Bukan prestasi yang baik, namun sebelum semuanya terlambat ia meminta maaf kepada bangsa ini atas kebohongannya.
"Saya pencipta hoaks terbaik menghebohkan sebuah negeri. Ini jadi pelajaran dari semua bangsa ini dalam keadaan tidak baik dan sedang dihebohkan oleh sesuatu yang tidak penting, jadi mari kita hentikan persoalan ini," tutup Ratna.
Ratna Sarumpaet sebelum dan setelah sedot lemak (Ilustrasi oleh Mahesa/era.id)
Pendapat Psikolog
Psikolog Universitas Indonesia Bona Sardo, menilai kasus cerita bohong Ratna Sarumpaet bisa terjadi karena berbagai kemungkinan. Hanya saja, dampaknya tentu tidak akan baik bagi Ratna karena telah berbohong.
"Saya juga enggak paham ya. Maksudnya, kan belum tentu juga dia berusaha menutupi aib soal operasi wajah. Tapi bisa juga berusaha menutupi kalau memang merasa malu dengan oplas nya," kata Bona kepada era.id.
Baca juga: Ratna Sarumpaet Salahkan Setan soal Kebohongannya
Bona menganggap pengakuan Ratna patut diapresiasi. Terlebih sudah meluruskan kabar bohong yang terjadi dan tak perlu untuk diperpanjang persoalannya. Tapi, itu tentu akan jadi preseden buruk bagi Ratna. Terlebih jika kebohongan yang dibuat Ratna untuk kepentingan-kepentingan politik atau hukum, maka sifatnya sudah tidak sehat secara mental.
"Sama saja seperti hubungan dengan pasangan, kalau kita sudah ditipu pasti rasa percayanya bisa luntur atau bahkan hilang dan akan sulit untuk menumbuhkan rasa percaya itu lagi," bebernya.
Ratna akhirnya mengaku kalau cerita pemukulan dan penganiayaan adalah kebohongan. Sebuah bualan yang tak sempurna karena menyisakan banyak celah. Ratna 'terpaksa' berbohong karena mukanya lebam-lebam usai melakukan sedot lemak oleh dr Sidik Setiamihardja di sana.
Ratna Sarumpaet saat melapor ke Prabowo Subianto (Twitter Fadli Zon)