Hal ini berangkat dari kubu Prabowo-Sandi yang terus menyampikan komentar negatif kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurut Hasto, strategi model kampanye lawan politiknya adalah kampanye asal serang, tanpa opsi konsepsi kebijakan.
Padahal, kata Hasto, seorang pemimpin tidak boleh grasak-grusuk. Menurut dia, seorang pemimpin perlu pertimbangan matang dalam menyikapi suatu peristiwa, tidak boleh terlalu tipis telinga.
“Pemimpin Rakyat tidak boleh grusak-grusuk. Pemimpin yang terlalu tipis telinga, dan mengambil tindakan tanpa pertimbangan matang hanya menghadirkan wajah suram dalam politik. Sebaliknya, pemimpin yang selalu berada di tengah rakyat, dan membuka seluruh panca-inderanya atas dasar mata hati yang bening, maka pemimpin tersebut akan selalu mendapat tempat di hatinya rakyat,” tuturnya, melalui keterangan tertulis, di Jakarta, Sabtu (6/10/2018).
Apalagi, kata Hasto, pada dasarnya kontestasi pilpres adalah upaya memenangkan hati rakyat, bukan sebaliknya menakuti rakyat. Hasto juga mengajak, masyarakat untuk memerangi kampanye hitam.
“Atas berbagai serangan dan tuduhan keji serta fitnah yang sering ditujukan ke Pak Jokowi, PDI Perjuangan mengajak seluruh masyarakat untuk memerangi kampanye hitam, dan terus mengedepankan akal sehat dalam politik,” tuturnya.
Sebelumnya, calon presiden Prabowo Subianto meminta maaf pada publik karena ikut meneruskan cerita bohong soal Ratna Sarumpaet yang mengaku dianiaya. Prabowo mengaku terburu-buru dalam menyampaikan kabar itu.
"Begini, kita berpikir positif. Saya bersyukur ini tidak terjadi dan saya di depan rakyat Indonesia meminta maaf, tapi saya tidak merasa bersalah, jika saya agak grasak-grusuk, namanya baru belajar tim saya ini baru berapa bulan, tapi tidak ada alasan ya kalau salah tetap salah," tegas Prabowo Subianto saat jumpa pers di kediamannya di jalan Kertanegara, Jakarta, Rabu 3 Oktober 2018.
Baca Juga : Prabowo Akui Grasak-Grusuk Sampaikan Informasi Soal Ratna