Prabowo Diminta Jangan Baper

| 11 Oct 2018 20:44
Prabowo Diminta Jangan Baper
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto (FOTO: Mery/era.id)

Jakarta, era.id - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Amin, Abdul Kadir Karding menyebut Partai Gerindra tengah mempraktikkan strategi playing victim, membuat kesan bahwa kubu Prabowo Subianto tengah dizalimi.

Hal ini disampaikan Karding saat menanggapi komentar Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani yang menyebut bahwa capres yang diusungnya, Prabowo dikepung dalam Pilpres 2019.

“Saya kira, disampaikan oleh Gerindra adalah satu upaya framing bahwa mereka lagi dizalimi. Seakan-akan secara struktur dan masif yang sesungguhnya dan terjadi bagian dari menutupi keburukan tim kampane mereka yang selama ini, yang secara faktual ditemukan membangun narasi-narasi kebohongan terus menerus,” kata Karding kepada wartawan di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (11/10/2018).

Alih-alih membawa keuntungan, bagi anggota DPR RI Komisi III, langkah yang dilakukan Partai Gerindra itu justru membuat elektabilitas Prabowo kian menurun. Makanya, Karding meminta agar Prabowo enggak baper alias bawa perasaan.

“Pak Prabowo ini adalah mantan Danjen Kopassus. Saya kira tidak patut baper, tidak perlu lemah begitu seperti yang beliau sering katakan saya ini seorang ksatria. Ya sudah bertarung saja sepanjang tidak ada aturan yang dilanggar, sepanjang tidak ada hoaks, sepanjang tidak ada fitnah dan tidak ada black campaign, kita bertarung saja. Itulah politik yang memang apa adanya,” ungkap Karding.

Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini juga bilang, selama ini, meski Jokowi diserang berbagai isu nyatanya, Jokowi tetap bekerja, menjalankan tugasnya sebagai Presiden.

“Misal seperti isu PKI, soal agama, dan lain sebagainya. Itu berat, tetapi kami tidak mengeluh. Kami menyampaikan dan menjawabnya dengan data dan Alhamdulillah, publik, masyarakat dengan akal sehat dengan adat ketimuran bertahap namun pasti mendukung Pak Jokowi,” ujarnya.

Sebelumnya, Muzani memang sempat menyebut Prabowo dikepung. Muzani juga menyebut pencapresan Prabowo di tahun 2019 justru lebih berat dari pada saat mantan Danjen Kopassus itu maju di Pilpres 2014.

Rekomendasi