Tetes keringat, setiap air mata yang jatuh, setiap teriakan frustrasi, setiap doa yang dipanjatkan, setiap sorak kegembiraan, terekam sebagai kenangan emosional.
Sepanjang perhelatan ajang olahraga disabilitas terbesar di Asia yang digelar sejak 6 Oktober, para atlet telah membuka mata bahwa Asian Para Games bukan sekedar kompetisi untuk memperebutkan medali.
Tetapi saat mata tidak bisa melihat, telinga tak mampu mendengar, saat seorang manusia harus kehilangan tangan atau kakinya, harapan selalu menyala.
Harapan dalam keterbatasan mereka yang mewujud dalam semangat yang disaksikan langsung para penonton.
"Asian Para Games lebih dari ajang olahraga, lebih dari kompetisi, lebih dari memperebutkan medali untuk negara masing-masing," kata Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam pidatonya di upacara penutupan Asian Para Games 2018 dilansir Antara, Sabtu (14/10/2018).