Timses Jokowi: Politik Kebohongan Bisa Rusak Demokrasi

| 23 Oct 2018 14:43
Timses Jokowi: Politik Kebohongan Bisa Rusak Demokrasi
Abdul Kadir Karding (Tasya/era.id)
Jakarta, era.id - Capres Joko Widodo menitipkan pesan kepada para juru bicara dan influencer di tim kampanyenya untuk tidak menggunakan politik kebohongan.

Menanggapi hal itu, wakil ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Amin, Abdul Kadir Karding menyebut pernyataan ini dibuat oleh Jokowi karena capres nomor urut 01 ini yakin kampanye kebohongan justru mendatangkan kerusakan.

“Pak Jokowi meyakini bahwa kampanye kebohongan akan mendatangkan mudharat atau kerusakan bagi bangsa kita mulai dari konflik antar warga hingga saling tidak percaya, dan lainnya,” kata Karding kepada wartawan, Selasa (23/10/2018).

Anggota Komisi III DPR Fraksi PKB ini juga bilang, Jokowi yakin jika kampanye dan narasi yang dibangun dengan politik kebohongan, akan merusak dan mencederai demokrasi. Apalagi, masyarakat Indonesia sangat menjunjung tradisi positif.

“Pak Jokowi yakin, demokrasi kita akan rusak dan tercederai bila narasi dan kampanye dibangun di atas basis kebohongan. Masyarakat kita adalah masyarakat yang menjunjung tinggi kejujuran, persaudaraan supaya nilai-nilai yang sudah menjadi tradisi positif kita jangan dirusak,” ujarnya.

Karding juga menyebut, kebohongan yang diulang terus menerus bisa saja menjadi kebenaran. Sehingga, hal-hal seperti ini harus dilawan.

Supaya kalian tahu, calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo melakukan konsolidasi di Hotel Santika, Bogor, Jawa Barat. Dalam konsolidasi ini, Jokowi menyampaikan pesan bagi para anggota tim kampanyenya.

Dilansir Antara, Jokowi mengingatkan agar tak ada tim pemenangannya yang melakukan politik kebohongan dan lebih mengedepankan gagasan untuk mencerdaskan masyarakat.

“Jangan sampai jubir maupun influencer tim kita melakukan politik kebohongan, jangan! Saya mau memastikan satu per satu. Jangan, jangan, jangan,” kata Jokowi usai menyampaikan arahannya di Hotel Santika, Bogor, Jawa Barat, Senin malam (22/10).

Menurut Jokowi, ia memang sengaja mengumpulkan para juru bicara dan influencer dalam tim pemenangan tersebut. Tujuannya, memastikan tak ada timnya yang melakukan politik kebohongan.

“Ini saja yang saya ulang-ulang. Itu harus dimulai seperti saya sampaikan adu gagasan, adu ide, adu prestasi, rekam jejak. Masyarakat terus mulai kita bawa ke arah itu, jangan perpolitikan kita banjiri oleh politik kebohongan,” ujarnya.

Baca Juga : Menebak Maksud 'Politik Kebohongan' Jokowi

Rekomendasi