ERA.id - Viral di media sosial, kasus pemukulan seorang guru yang dilakukan oleh peserta didiknya sendiri di SMKN 1 Woha, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB. Dikutip dari akun Twitter @Pai_C1 pada Selasa (7/11/2023), guru tersebut dipukul lantaran menegur siswanya yang sedang asik merokok di dalam ruang sekolah.
Saat ditegur, siswa tersebut sebelumnya sempat marah dan terlibat adu mulut dengan Sofyan yang menjabat sebagai guru olahraga pun menderita luka lebam akibat pemukulan itu.
📌 Murid Anjg‼️
Salah Seorang Guru SMKN 1 Woha Kabupaten Bima
hari ini (Selasa, 7 November 2023) mengalami musibah.
Beliau dipukul oleh anak didiknya sendiri karena menegur beberapa siswanya yang sedang asyik merokok di dalam ruang kelas
Pihak sekolah langsung melaporkan… pic.twitter.com/f8hSR3DG5D
— ᵖᵃⁱ (@Pai_C1) November 7, 2023
Melansir Detikcom, Muhammad Sofyan mengungkap kejadian pemukulan itu berawal saat dirinya hendak mengajar. Saat ingin memasuki ruang kelas, dia melihat MH dan siswa lainnya merokok.
Sofyan pun menghampiri MH dan teman-temannya untuk memberi peringatan tanpa menggunakan kata-kata kasar. Sebagian siswa yang kepergok merokok melarikan diri, tetapi yang lainnya justru mengabaikan perintahnya.
"Saya sampaikan tidak ada kata kasar. Tidak boleh merokok di sekolah. Sebagian temannya itu kabur, tapi ada beberapa yang tidak menghiraukan saya. Saya mau ambil foto untuk barang bukti, tapi dia bilang 'aina ringu pak e' (jangan gila bapak). Akhirnya saya colek pipinya bukan menampar karena dia bilang begitu," kata Sofyan.
Ketua Persatuan Guru Republika Indonesia (PGRI) Cabang Khusus SMA/SMK/SLB Kabupaten Bima, M. Rifial Akbar mengatakan kasus pemukulan tersebut berujung damai. Akbar mengatakan Sofyan memaafkan perilaku muridnya lantaran ada kondisi mendesak di keluarganya.
"Saya sudah konfirmasi langsung kepada Sofyan. Jawabannya, dia melakukan perdamaian kerena sekitar 2 hari lagi istrinya akan masuk rumah sakit untuk lahiran," kata Rifial, dikutip Katadata, Rabu (8/11/2023).
Sementara itu, PGRI mengizinkan aksi solidaritaas guru terhadap kasus tersebut. Sebagian besar guru se-NTB setuju agar murid yang diduga melakukan pemukulan dikembalikan ke orang tuanya. Kebijakan ini dibuat sebagai efek jera agar murid yang lain tidak mencontoh hal tersebut.
"Kalau masalah penanganan hukum akan dibahas terlebih dahulu oleh seluruh organisasi profesi guru," ujar Rifial.
Sebelumnya aksi dugaan pemukulan siswa SMKN 1 Woha ini viral setelah seorang guru membagikan kisah Muhammad Sofyan di Facebook. Dalam laman Facebook Ady Romansyah disebutkan bahwa Sofyan menjadi korban kekerasan fisik yang dilakukan oleh muridnya sendiri.