ERA.id - Guru berinisial YP di SMA Negeri 2 Kabupaten Poso, viral usai menghajar dua muridnya. Terlihat dalam video, satu murid bahkan dilempar tas.
Setelah ditelusuri, peristiwa itu terjadi pada Kamis (14/10). Semuanya didasari dari adanya laporan mengenai lima orang murid yang ditengarai membolos dari salah satu mata pelajaran yang sedang berlangsung.
Merespons itu, Persatuan Guru Republik Indonesia Provinsi Sulawesi Tengah (PGRI Sulteng) menyarankan kasus itu diselesaikan secara objektif.
"Kami menyayangkan peristiwa tersebut, akan tetapi penyelesaian perkara itu harus berlangsung objektif terhadap kedua bela pihak antara antara guru inisial YP dengan kedua orang siswa itu," kata Ketua PGRI Sulteng Syam Zaini di Palu, Minggu kemarin.
Dia menjelaskan sikap objektif menjadi hal utama dalam penyelesaian perkara itu untuk mencari solusi terbaik bagi kedua bela pihak, sebab murid yang terlibat juga memiliki kontribusi atas perkara tersebut.
"Seluruh pihak harus duduk bersama sekaligus introspeksi diri masing-masing, dan melakukan evaluasi secara menyeluruh agar kasus serupa tidak terulang kembali," ujarnya.
Zaini menerangkan bahwa pembinaan terhadap peserta didik bukanlah sepenuhnya menjadi tanggung jawab dari para guru, melainkan juga memerlukan peran besar dari masing-masing orang tua.
Sebab, kata dia, kekerasan yang kerap terjadi dalam dunia pendidikan di Indonesia, tidak bisa dilepaskan dari berbagai aspek. "Sehingga harus pembinaan dulu jangan sampai langsung dikenakan sanksi, sebab itu tidaklah bijak untuk dilakukan," ucap Zaini.
#viral Usai Aniaya Siswa dalam Kelas, Dinas Pendidikan Jadwalkan Pemeriksaan Oknum Guru SMAN 2 Poso
Aksi kekerasan Oknum Guru SMAN 2 Poso menjadi sorotan dan viral.
Kekerasan Oknum Guru SMAN 2 Poso itu viral setelah diposting berbagai akun facebook warga Poso, Sulawesi Tengah. pic.twitter.com/yQ9dUIjj0X
— #BuzzerNKRI (@Irwan2yah) October 15, 2022
Sebelumnya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tengah menyelidiki aksi YP yang menganiaya dua murid SMA 2 Kabupaten Poso.
"Kami sudah menerima laporan dan sementara saat ini sudah diproses secara persuasif dulu antara guru dan dua murid sebagai korban," kata Kepala Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulteng Wilayah III Kabupaten Poso dan Touna, Alwi Achmad Musa, di Palu, Sabtu silam.
Berdasarkan informasi sementara tentang kronologi kejadian itu, katanya, kasus berawal dari laporan mengenai lima murid yang bolos
"Berangkat dari laporan tersebut maka guru atau wali kelas YP pergi mencari lima orang siswa yang diduga bolos, dan ditemukan sedang bermain handphone (telepon seluler) di belakang kelas yang lain dan langsung disuruh kembali ke kelas," katanya.
Akan tetapi, dari lima siswa tersebut hanya tiga yang langsung kembali masuk kelas, sedangkan dua lainnya, yakni MG dan MT, baru kembali setelah beberapa saat kemudian.
"Kemudian ketika MG dan MT kembali, guru inisial YP itu sudah menunggu di depan kelas, maka seketika langsung terjadi seperti yang ada dalam video yang sudah beredar," katanya.
Disdikbud Sulteng akan mempertemukan kedua belah pihak, antara YP diduga sebagai pelaku dan dua korban, yakni MT serta MG, Senin (17/10) hari ini.
Dia menyampaikan pertemuan tersebut untuk meminta keterangan secara langsung dari kedua pihak, kemudian proses selanjutnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
"Tergantung nanti seperti apa hasilnya dari orang tua siswa, yang jelas terhadap guru YP setelah itu akan ditindaklanjuti dengan pemeriksaan dari dinas, jika sampai ditemukan adanya pelanggaran sesuai klasifikasi berat, sedang, atau ringan maka akan dikenakan sanksi," demikian Alwi.