Saat ini, para peneliti belum dapat memastikan apakah sampel batuan yang ada di sana mengandung fosil--sisa-sisa makhluk hidup. Sampel batuan itu rencananya akan dikumpulkan di permukaan Mars selama beberapa tahun, baru kemudian diboyong ke Bumi dalam serangkaian misi robot yang mereka sebut sample return, yang menghabiskan dana ditaksir lebih dari 10 miliar dolar AS.
Pada investasi yang menelan dana tidak sedikit ini, para ilmuwan mengatakan akan berusaha menciptakan peluang paling besar untuk menemukan tanda-tanda kehidupan di Mars. Para ilmuwan menyerukan untuk mengumpulkan para robot penjelajah berikutnya ke planet merah untuk menelusuri tiap tempat di mana kemungkinan besar para robot dapat mengumpulkan batu yang mengandung banyak fosil.
(Foto: Istimewa)
Dilansir theguardian.com, para ilmuwan mengakui, hal tersebut merupakan sebuah kendala terbesar, lantaran akan menekan kinerja batas robot mencapai batasnya. Sepanjang pengetahuan umat manusia sampai detik ini, Mars masih diketahui sebagai planet yang hampir tidak memiliki atmosfer, tidak ada cairan, dan permukannya dibombardir oleh radiasi kuat.
"Kami sekarang berpikir bahwa kemungkinannya ada kehidupan disana sangat tipis," kata Matthew Golombek, seorang peneliti Jet Propulsion Laboratory di Pasadena, California.
Meski demikian, para ilmuwan bersikeras menginginkan mega misi demi mengungkap apakah di sana pernah ada kehidupan atau tidak. Selain itu adanya benih-benih kehidupan di sana juga menjadi hipotesa terbesar para ilmuwan tersebut yang masih belum dapat dibuktikan.
Ilmuwan AS fokus pada bebatuan yang terbentuk di lingkungan mars yang berair yang sudah terbentuk miliaran tahun lalu, pada saat itu konon planet tersebut pernah menyerupai Bumi. Kemudian batuan ini, pada saat pembentukannya, akan menyimpan sisa-sisa kehidupan yang berkembang sebelum atmosfer planet merah ini menguap dan air permukannya mendidih.
Misi berikutnya yang namanya belum disebutkan ini menyuguhkan sebuah tantangan dimana para robot rover agar dapat mengebor sedimen yang dinilai kaya akan fosil dan ditempatkan di tabung uji untuk kemudian dikumpulkan.
Saat ini sudah ada tiga situs yang sudah ditandai sebagai tempat yang menjanjikan mempunyai kandungan yang para ilmuwan butuhkan yang sangat difavoritkan oleh para peneliti. Ketiga situs tersebut dikenal sebagai kawah Jezero, Northeast Syrtis, dan Midway.
(Ilustrasi/Pixabay)
Jezero dan Midway dianggap paling bermanfaat. Kedua situs tersebut terpaut 17 mil. Robot paling canggih dari Nasa, Curiosity, saat ini tercatat menjadi robot yang berhasil menempuh jarak 12 mil sejak mendarat pada tahun 2012. "Menciptakan dua galian di Jezero dan Midway akan mendorong teknologi kami sampai ke batas tertentu," kata Golombek.
"Tapi disisi lain, kami harus memastikan mendapatkan sampel terbaik. Kami harus bekerja keras untuk ini," sambung dia.
Rencananya, NASA akan melancarkan misi berikutnya pada tahun 2026. Pada misi tersebut NASA akan mendaratkan peluncur roket dan robot baru yang disebut Fetch Rover di Mars. Fetch Rover ini nantinya dapat mengumpulkan galian-galian dan mengantarkan mereka kembali ke roket, yang kemudian akan meledakkan sampel ke orbit Mars. Di sana ia akan bertemu dengan orbiter yakni sebuah alat yang dapat membawa sampel ke Bumi.