"Apabila Indonesia mengalami kejadian luar biasa, maka kita wajib mengirimkan notifikasi. Jadi catatan kepada seluruh negara terkait. Dari negara-negara yang kita berikan notifikasi, mereka merespons untuk memberikan bantuan," ucap investigator KNKT Ony Suryo Wibowo di kantor KNKT, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Selasa (30/10/2018).
Dari beberapa penawaran tersebut, bantuan yang telah terkonfirmasi dan telah digunakan KNKT berasal dari Singapura dengan jenis bantuan alat untuk mendengarkan suara di dalam air yang bernama hydrophone.
"Kita mencari underwater locator beacon (ULB), ini lah yang menempel di black box. Mudah-mudan bisa terlepas dari tempatnya, karena ikatannya cukup kuat," tutur Ony.
(Ilustrasi/era.id)
Ony melanjutkan, jika black box telah ditemukan, ia juga berharap dapat segera menemukan badan utama pesawat tersebut. Selain itu, Ony mengatakan bahwa Amerika Serikat juga menawarkan tenaga ahli soal pesawat dan rencananya akan datang ke Indonesia.
"Rencananya Amerika akan membantu kami. Mereka membawa Teknisi atau engineering Boeing yang kurang lebih berjumlah 10 orang. Bantuan yang akan datang kurang lebih hari Rabu," ungkapnya.
Meski demikian, KNKT masih menunggu respons dan persetujuan dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) untuk bisa menerima tawaran dan mengoperasikan langsung bantuan-bantuan yang ditawarkan.
"Oleh karena itu kita beritahu kepada Kementerian Luar Negeri bahwa ada pergerakan dari negara-negara, yang akan membantu kami, yang nanti akan kita identifikasi supaya kita bisa lebih leluasa bekerja bersama-sama dalam mencari," kata dia.
(Ilustrasi/era.id)
"Secara prinsip dari keimigrasian mereka boleh langsung masuk ke indonesia. Tapi tentu saja administratif dari kita sebagai tuan rumah, kita harus tahu dari Kemenlu bahwa akan ada bantuan dari temen-temen luar negeri," tambah dia.