"Tadi malam datang lagi ada 24 kantong jenazah. Jadi total sudah 48 kantong jenazah yang ada di postmortem kita," kata Kepala RS Polri Kramat Jati Kombes Musyafak di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (31/10/2018).
Dari seluruh kantong jenazah tersebut, polisi belum bisa menyimpulkan jenazah yang teridentifikasi. Namun, sejumlah jenazah sudah diperkirakan, yaitu anak berusia 3-4 tahun dan dua orang bayi.
"Tapi karena data yang mendukung kurang kuat sehingga di-cancel (disimpulkan) untuk menunggu hasil DNA jadi sampai kemarin belum ada yang teridentifikasi,” ungkap Musyafak.
Dia menambahkan, jenazah yang sedang diidentifikasi ini, belum ada jasad utuh.
Di sisi lain, saat ini jumlah keluarga yang melaporkan data antemortemnya tercatat sebanyak 191 orang. Sementara yang diambil DNA-nya mencapai 147 orang. Data ini lebih banyak dari manifes, tim identifikasi menerima seluruh keluarga atau kolega korban yang melaporkan.
"Jadi siapapun yang melapor kita tampung. Siapapun yang melapor kita data. Nanti akan terseleksi dengan adanya data pemeriksaan postmortem,” jelasnya.
Diketahui sebelumnya, pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkalpinang berangkat dari Jakarta pada pukul 06.20 WIB dan diperkirakan mendarat di Pangkalpinang sekitar pukul 07.05 WIB.
Namun, berdasarkan informasi dari air traffic control, pesawat tersebut JT 610 kehilangan kontak pukul 6.50 WIB dan dipastikan jatuh di laut perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat. Sebelum hilang kontak, pesawat ini sempat meminta untuk kembali ke base.
Pesawat ini membawa 178 penumpang dewasa, seorang anak dan dua bayi, dengan pilot, kopilot, dan enam awak pesawat.